10 Wisata Religi Gratis di Jawa Timur yang Ramai Dikunjungi

Makam Sunan Ampel merupakan salah satu destinasi wisata religi yang tidak pernah sepi peziarah di Kota Surabaya. Selain makam Sunan Ampel, di kompleks makam tersebut juga ada beberapa makam lain, mulai dari makam Nyai Condrowati, Mbah Bolong, Mbah Soleh, dan petilasan Sunan Kali Jogo.

Saat berziarah, kamu akan disambut dengan sejumlah gapura paduraksa yang dijuluki "Gapuro Limo". Sesuai namanya, gapura ini berjumlah lima dan memiliki ornamen relief, serta ukuran yang berbed-beda. Di sana juga ada pasar yang menjual pernak-pernik muslim dan berbagai kuliner khas Timur Tengah sampai Jawa Timuran.

Lokasi: Jalan Nyamplungan, Ampel, Kec. Semampir, Kota Surabaya

Selain ke Makam Sunan Ampel, jangan lupa untuk mampir ke masjid dengan perpaduan budaya Tionghoa dan Arab di Kota Surabaya bernama Masjid Muhammad Cheng Hoo. Nama dari masjid ini tercetus dari masyarakat muslim Tionghoa yang terinspirasi dari sosok Laksmana Cheng Hoo, seorang muslim yang saleh dari China.

Kalau dilihat dari arsitekturnya, konon masjid ini terinspirasi dari Masjid Niujie, salah satu masjid di Beijing. Masjid Muhammad Cheng Hoo diresmikan pada 2003 yang didominasi warna merah bata, biru, dan hijau. Uniknya, atap dari masjid ini tidak berbentuk kubah seperti masjid pada umumnya.

Lokasi: Jalan Gading No. 2, Ketabang, Kec. Genteng, Kota Surabaya

Beralih ke Gresik, jangan lupa mampir untuk berziarah ke Makam Sunan Giri. Sunan Giri merupakan salah satu tokoh penting yang turut berperan dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Ini sebanya mengapa destinasi wisata religi ini tak pernah sepi dari peziarah saat hari libur.

Selain sebagai destinasi wisata religi, kompleks makam ini menjadi situs wisata sejarah dan budaya, di mana di sana terdapat berbagai situs peninggalan Kerajaan Giri Kedaton yang dicetuskan oleh Sunan Giri pada 1487 silam. Kalau hendak berkunjung ke Makam Sunan Giri, kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk pembelian tiket alias gratis.

Lokasi: Jalan Sunan Giri, Pedukuhan, Kec. Kebomas, Gresik

Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang juga dikenal Syekh Maulana Maghribi merupakan destinasi wisata religi kedua yang wajib dikunjungi saat ke Gresik, nih. Konon, Sunan Gresik adalah orang pertama yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa saat Kerajaan Majapahit masih berdiri.

Sama halnya dengan Makam Sunan Ampel, saat memasuki kompleks pemakaman, kamu akan disambut dengan gapura paduraksa. Ini mengarahkan peziarah untuk masuk menuju ke dalam cungkup makam. Kabarnya, lebih dari 800 ribu peziarah dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Makam Sunan Gresik setiap tahunnya, lho.

Lokasi: Jalan Malik Ibrahim, Gapurosukolilo, Kec. Gresik, Gresik

Menurut catatan Babad Tanah Jawi, Sunan Bonang diceritakan wafat karena usia lanjut saat berdakwah di Pulau Bawean pada 1525 silam. Kalau kamu belum tahu, Sunan Bonang merupakan salah satu wali yang menyebarkan agama Islam melalui aktivitas seni. Konon, makam dari Sunan Bonang berada di dua tempat, Bawean dan Tuban.

Makam yang berlokasi di Tuban merupakan yang paling terkenal dan tidak pernah sepi dikunjungi peziarah, yang terletak di sebelah barat Masjid Agung Tuban. Kalau berencana berkunjung ke Makam Sunan Bonang, kamu tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk membeli tiket atau gratis.

Lokasi: Jalan K.H Mustain, Kutorejo, Kec. Tuban, Tuban

Sejak 2009 silam, makam dari Presiden RI ke-4, K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang terletak di kompleks Pesantren Tebuireng terus dikunjungi ribuan peziarah setiap hari. Selain Gus Dur, ada juga dua makam dari pahlawan nasional Indonesia lainnya, yakni K.H Hasyim Asy'ari dan K.H Abdul Wahid Hasyim.

Makam Gus Dur sendiri terletak di sebelah pojok utara dan di nisannya terdapat sebuah tulisan "di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan" dalam empat bahasa, yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris, dan China. Saat masuk ke area makam Gus Dur, kamu akan disambut dengan lorong panjang yang dulunya merupakan kamar-kamar para santri.

Lokasi: Jalan Irian Jaya Tebuireng No. 10, Cukir, Kec. Diwek, Jombang

Bergeser ke Malang, ada masjid Masjid Tiban atau Masjid Turen yang telah dikenal hingga ke seluruh dunia, lho. Ciri khas masjid ini tentu karena arsitekturnya yang memadukan gaya dari beberapa negara di dunia, seperti India, Rusia, dan Turki. Uniknya, Masjid Turen cukup menjulang tinggi dengan sepuluh lantai.

Konon, masyarakat percaya bahwa masjid ini dibangun dengan bantuan dari para jin karena kemunculannya di tengah-tengah pemukiman secara tiba-tiba. Didominasi warna biru dan putih, Masjid Turen ini memiliki fasilitas yang mumpuni, mulai dari musala, akurium, tempat istirahat, dan ruang makan.

Lokasi: Jalan K.H Wachid Hasyim No. 17, Sananrejo, Kec. Turen, Malang

Kalau berkunjung ke  Pulau Madura, tentu kurang lengkap rasanya kalau tidak mampir ke Makam Syaikhona Kholil yang terletak di Bangkalan. Kalau belum tahu, Syaikhona Kholil merupakan guru dari para ulama besar di Indonesia, seperti pendiri Nahdlatul Ulama, K.H Hasyim Asy'ari.

Saat ke Makam Syaikhona Kholil kamu tak perlu khawatir lapar, nih. Pasalnya, di sana banyak orang yang menjual berbagai jajanan atau kuliner khas Pulau Madura. Mendekati Ramadan atau hari-hari tertentu, destinasi wisata religi ini ramai dikunjungi ribuan peziarah yang datang dari luar Jawa Timur.

Lokasi: Jalan Martajasah, Tajasah, Kec. Bangkalan, Bangkalan

Lanjut ke Pamekasan, di sana ada destinasi wisata religi yang dianggap suci, keramat, dan dihormati oleh masyarakat setempat bernama Batu Ampar. Meski begitu, destinasi wisata ini bukan hanya terdiri dari hamparan bebatuan saja, tapi merupakan kompleks pemakaman dari para kyai dan ulama.

Di Batu Ampar terdapat enam makam aulia atau wali Allah yang dalam bahasa Madura disebut dengan "bujhuk", yakni makam Syekh Abdul Manan, Syekh Basyaniyah, Syekh Abu Syamsudin, Syekh Husen, Syekh Moh. Romli, dan Syekh Damanhuri. Mendekati bulan atau hari penting dalam Islam, Batu Ampar ramai dikunjungi peziarah dari Pulau Jawa.

Lokasi: Desa Pangbatok, Kec. Proppo, Pamekasan

Masjid Agung atau Masjid Keraton Sumenep merupakan masjid di Pulau Madura yang menggabungkan berbagai unsur budaya di dunia dalam arsitektur bangunannya, seperti Persia, Arab, India, dan Jawa. Pola ini tentu mempresentasikan keberagaman etnis yang bermukim di Pulau Madura kala masjid itu dibangun pada 1779 silam.

Tujuan dari pembangunan masjid ini awalnya hanya sebagai tempat ibadah untuk keluarga keraton dan masyarakat. Bahkan Masjid Agung Sumenep merupakan bangunan kedua masjid karena sebelumnya kompleks masjid berada di belakang keraton. Selain itu, uniknya masjid ini menyimpan peninggalan berupa pedang yang terletak di atas kubah.

Lokasi: Jalan Trunojoyo No. 184, Dalem Anyar, Bangselok, Kec. Kota Sumenep, Sumenep

Kalau kamu berencana mengunjungi wisata religi di Jawa Timur, pastikan jangan sampai melewatkan destinasi-destinasi di atas, ya! Selain berziarah, kamu juga bisa menambah wawasan dengan mengulik sejarah di balik destinasi wisata religi yang sarat akan nilai historis.