Kediri, IDN Times - Arthur Irawan mengaku sangat betah berada di Persik Kediri. Kultur kekeluargaan yang dibangun oleh pemain dirasa sangat cocok bagi Arthur. Pemain yang pernah merasakan kompetisi di Eropa ini mengaku belum pernah merasakan kekeluargaan seperti ini di klub lain.
Bahkan, pemain belakang ini mengaku ingin gantung sepatu bersama tim kebanggaan warga Kediri ini. Berikut kiprah Arthur Irawan selama bermain di Liga Indonesia berdasarkan catatan Transfermarkt.
Arthur sempat mencicipi kompetisi di Eropa bersama RCD Espanyol B dan Malaga B. Arthur juga pernah tercatat sebagai pemain di klub Lytham Town, yang merupakan klub dari divisi amatir di Inggris.
Pemain kelahiran 3 Maret 1993 ini pertama kali merasakan atmosfer Liga Indonesia pada musim 2016 lalu. Arthur bergabung bersama Persija Jakarta setelah bermain untuk klub Liga Belgia, Waasland Beveren. Di Persija, ia hanya main sekali dan tak sekalipun menjaringkan gol.
Selepas dari Persija, Arthur membela sejumlah klub Liga 1 Indonesia lainnya, yaitu Borneo FC. Di Samarinda, Arthur juga tak banyak mendapat menit bermain. Ia tercatat hanya bermain dalam dua pertandingan. Itupun hanya satu pertandingan yang ia mulai sejak babak pertama.
Arthur kemudian kembali ke Persija. Parahnya di musim keduanya, tepatnya 2017/2018 ia bahkan tak diberi kesempatan bermain sekalipun. Petualangan Arthur berlanjut ke klub besar lainnya, yaitu Surabaya, tepatnya bersama Persebaya. Di Persebaya, Arthur hanya mencatatkan sekali pertandingan resmi.
Tak puas, ia kemudian mencoba peruntungan di klub pendatang baru, Badak Lampung FC. Sayangnya, nasib kembali tak berpihak. Di musim 2018/2019, ia hanya hanya bermain pada tiga pertandingan.
Nama Arthur kian jadi sorotan kala ia berseragam PSS Sleman. Anjloknya prestasi PSS Sleman membuat para pendukung mereka geram. Selain pelatih Dejan Antonic, mereka juga menyoroti permainan Arthur. Dua sosok ini kemudian dituding sebagai penyebab buruknya prestasi PSS Sleman. Bahkan, tagar #DejanOut dan #ArthurOut kerap menjadi trending topic di media sosial.
Bersama PSS Sleman, Arthur sendiri tercatat bermain selaian delapan pertandingan tanpa mencetak gol dan assist satupun. DIi akhir musim Arhur akhirnya benar-benar keluar dari PSS Sleman. Ia memilih Persik sebagai tujuan selanjutnya.
Wajar jika Persik menjadi klub tempat Arthur berencana menggantung sepatu. Klub berjuluk Macan Putih ini memberikan jam bermain paling banyak selama ia bermain bola. Arthur telah bermain di 10 pertandingan dengan total 410 menit pada musim 2021/2022.
Tak hanya di level klub, karir Arthur Irawan di Timnas Indonesia juga tidak begitu moncer. Arthur pertama kali dipanggil untuk memperkuat Indonesia di ajang Piala AFF 2012 yang digelar di Malaysia. Arthur sempat dimainkan sebagai pemain pengganti ketika pertandingan ujicoba melawan Timor Leste di Stadion Gelora Bung Karno.
Pada seleksi 22 pemain menjelang laga perdana di babak penyisihan group, Arthur dicoret oleh pelatih Nil Maizar dengan alasan kebutuhan tim. Arthur kembali dipanggil oleh Timnas Indonesia pada 2021 lalu. Pelatih Timnas Shin Tae Yong secara mengejutkan memanggil Arthur yang minim mendapatkan menit bermain bersama PSS Sleman. Pada akhirnya Arthur tercoret dari daftar tim yang disiapkan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022 ini.