Kurangi Polusi, Dosen ITS Ciptakan Bata Ramah Lingkungan
Bata serupa diklaim digunakan sejak zaman Borobudur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Bata yang digunakan di Indonesia tampak baik-baik saja bagi masyarakat awam. Namun rupanya, kualitas yang menurun hingga polusi udara yang dihasilkan dapat membahayakan. Seorang profesor dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Vincentius Totok Noerwasito pun membuat alternatif bata untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bata tanah padat. Bata ini juga mengembalikan tradisi pembuatan bata di zaman nusantara.
1. Pembuatan tak perlu pembakaran
Totok menjelaskan, pembuatan bata tanah padat ini berbeda dengan pembuatan bata merah pada umumnya saat ini. Bahan baku bata yang bisa didapatkan dari berbagai macam material digabungkan dengan perekat semen dan kapur. Dalam kondisi lembab usai dicetak, bata dikeringkan dengan penganginan. Oleh karena itu tidak dibutuhkan proses pembakaran maupun sinar matahari dalam pengeringan bata.
"Kekuatannya pun sama, bisa diatur. Kalau untuk dinding tembok biasanya kan 30 kilogram per cm persegi. Itu sudah bisa pakai ini," ujar Totok ketika ditemui di ITS, Senin (18/11).
Baca Juga: Inovatif, Batu Bata Ini Dibuat dari Urin Manusia Lho!
Baca Juga: Semangat Ramah Lingkungan, ITS Kukuhkan Dua Guru Besar