TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Filtrasi Tinggi, Mahasiswa Unair Ciptakan Masker dengan Sabut Kelapa

Manfaatkan limbah kelapa sekaligus kurangi limbah masker

Surabaya, IDN Times - Varian-varian baru virus corona yang disebut menyebar lebih cepat membuat penggunaan masker harus berlapis antara masker medis dan masker kain. Sementara, penggunaan masker sekali pakai tidak baik untuk lingkungan. Sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) pun memberi alternatif solusi dengan masker berfilter nanoselulosa.

Baca Juga: Aplikasi Berbasis AI Besutan Mahasiswa Unair Bantu Cegah Depresi

1. Masker sekali pakai jadi masalah bagi lingkungan

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama)

Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) itu terdiri dari Alfionita Isnaini, Via Qurrota A'yun Tarissa Sekar Ayunda, Arina Inas Maheswari, dan Salsabilla Pangesti. Para mahasiswa Fakultas Farmasi ini mencetuskan ide masker kain dilapisi nanoselulosa.

"Awalnya, inovasi kita ini didasari kelangkaan masker yang sempat terjadi pada awal tahun
lalu. Lalu, ditambah sekarang ada himbauan double masking untuk meningkatkan efikasi
filtrasi masker,” ujar Alfionita, Jumat (13/8/2021).

2. Mahasiswa Unair desain masker kain dengan penyaring sabut kelapa

Masker kain yang mereka desain ini memanfaatkan sabut kelapa sebagai tambahan penyaring. Sabut kelapa memiliki kandungan selulosa yang bisa menyaring partikel hingga berukuran nano. Di tambah lagi, saat ini sabut kelapa masih sering menjadi limbah yang terbuang percuma.

"Serabut kelapa yang telah dibersihkan, dikeringkan, lalu dihancurkan menggunakan blender dan mesin penghancur di lab Farmasi. Kemudian, serabut kelapa yang telah dihancurkan akan dibuat menjadi lembaran filter," tuturnya.

3. Diklaim memiliki efikasi filtrasi lebih tinggi

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/ama)

Lebih lanjut, produk yang dibimbing oleh Rr. Retno Widyowati, SSi., MPharm., PhD.,
Apt ini diklaim memiliki efikasi filtrasi yang lebih baik dibanding dengan masker kain biasa. Dengan memakai produk bernama MASNANO itu, individu tidak perlu menggunakan dua masker secara bersamaan. Hal tersebut dikarenakan filter nanofiber pada MASNANO mampu menyaring nanopartikel termasuk bakteri dan virus penyebab penyakit.

"Dengan demikian, pemakaian masker bedah sekali pakai bisa dikurangi. Jadi kita bisa memanfaatkan limbah kelapa sekaligus mengurangi limbah masker bedah," imbuh Alfionita.

Baca Juga: Mahasiswa Unair Ciptakan Pengolah Limbah Maggot Jadi Polimer Alami

Berita Terkini Lainnya