Sidak Kilang Minyak, Kadis ESDM Jatim Minta Pekerja Lokal Diutamakan

Keberadaan kilang minyak, lanjut Setiajit, wajib memberikan dampak perekonomian bagi masyarakat Tuban khususnya mereka yang tinggal di tiga desa tempat kilang itu berdiri. "Jangan sampai dikemudian hari masyarakat di sana tidak sejahtera," imbuhnya.

Permintaan Setiajit ini cukup beraalasan. Sebab, proyek milik PT Pertamina Rosneft ini diperkirakan akan membutuhkan pembebasan lahan warga setempat seluas 840 hektare, ditambah dengan lahan reklamasi seluas 200 hektar.

Selain menggunakan lahan milik para warga. Pembangunan kilang minyak tersebut juga bakal memanfaatkan lahan milik Perhutani dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). "Jadi beberapa waktu yang lalu Pak Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga sudah ke lokasi dan memberikan izin pembangunan pelabuhan. Ya kita harapkan pembangunan ini bisa berjalan dengan lancar dan memberikan kontribusi baik terhadap Kabupaten Tuban," harapannya.

Sebagai utusan Gubernur Jatim, Setiajit memastikan proyek strategis nasional tersebut harus terus berjalan hingga lancar. Terkait dengan ganti rugi lahan juga harus dimusyawarahkan dengan baik bersama para warga.

"Saya ditugaskan oleh ibu gubernur agar pembangunan proyek kilang Tuban ini berjalan dengan baik dan dapat memberi manfaat untuk masyarakat dan saya akan kawal terus hingga selesai nanti," terang mantan Plt Bupati Jombang tersebut.

Menurut Setiajit, Tuban dipilih sebagai lokasi proyek kilang minyak terbesar di Asia tersebut karena merupakan daerah aman. Di samping itu, Tuban akan dijadikan kawasan industri terpadu. "Tentunya sudah melakukan beberapa kajian kenapa dibangun di sini (Tuban) salah satunya adalah daerah ini aman," pungkasnya.