Gus Muhdlor: Tokoh Muda NU, Bupati Sidoarjo, Kini Tersangka KPK

Lahir di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada 11 Februari 1991, Gus Muhdlor menghabiskan masa kecilnya dengan mengenyam pendidikan di SDN Kenongo 2 Tulangan, Sidoarjo dari 1997-2003. Setelah itu anak keenam dari tokoh NU KH. Agoes Ali Masyhuri, sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Progresif Bumi Shalawat ini melanjutkan pendidikannya di SMP AR Risalah Kediri dari 2003-2006.

Setelah itu, ia kembali lagi ke Sidoarjo untuk melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 4 Sidoarjo, 2006-2009. Tamat dari bangku sekolah menengah Gus Muhdlor kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi di Universitas Airlangga Surabaya dan di tahun 2013 ia dinyatakan lulus.

Kecintaan terhadap NU, membuat pria jebolan Universitas Airlangga Surabaya ini kemudian diangkat menjadi Wakil Sekretaris Pengurus Cabang (PC) Ansor Sidoarjo dari tahun 2017 hingga sekarang. Selain itu Gus Muhdlor juga dipercaya menjadi Wakil Ketua PW Ansor Jawa Timur tahun 2018. 

Semenjak menjabat sebagai Direktur Pendidikan Yayasan Bumi Shalawat Progresif ini Gus Muhdlor bertekad memajukan pendidikan NU yang berimbang di aspek spiritual dan intelektual. Atas kerja kerasnya itu Sekolah Progresif Bumi Shalawat kini diperhitungkan di kancah Nasional dan Internasional.

Berbekal pengalamannya di beberapa organisasi, di usianya yang masih 29 tahun Gus Muhdlor kemudian mencoba meraih peruntungan dengan menjadi Bupati Sidoarjo. Ahmad Muhdlor Ali mencalonkan diri dalam pemilihan umum Bupati Sidoarjo pada tahun 2020, lalu dengan calon wakil bupati Subandi.

Keduanya diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari pemilihan kepala daerah itu, Gus Muhdlor memenangkan pemilu itu dengan perolehan suara sebanyak 39,8 persen. Ia mengalahkan pasangan Bambang Haryo dan Taufiqulbar dengan 38,3 persen suara dan pasangan Kelana Aprilianto dan Dwi Astutik dengan 21,8 persen.