Jombang, IDN Times - KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) terpilih aklamasi sebagai Ketua Tanfidziah PWNU Jatim 2024-2029 dalam konferwil NU Jatim di Tebuireng Jombang, Sabtu (2/8/2024).
Tidak banyak yang tahu sosok kiai yang lahir di Jombang pada 17 Agustus 1958 ini. Dia adalah dzuriah atau keturunan dari beberapa pondok pesantren besar di Jombang dan Kediri. Berikut ulasan singkatnya.
Dari informasi yang dirangkum, Gus Kikin mempunyai istri Hj Lelly Lailiyah. Pernikahannya dikaruniai sua orang anak, Dewi Azroati dan Yusuf Adnan. Pada 2020, Gus Kikin melanjutkan kepengasuhan Pesantren Tebuireng Jombang hingga saat ini setelah KH Salahuddin atau Gus Sholah wafat.
Gus Kikin merupakan putra pasangan dari almarhum KH. Mahfudz Anwar dan Hj Abidah Ma'shum. Dari jalur ibunya, Gus Kikin merupakan cicit KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pendiri Pesantren Tebuireng Jombang.
Abidah Ma'sum adalah anak dari Nyai Hj Khoiriyah Hasyim, putri sulung Hasyim Asy'ari yang diperistri oleh KH Ma'shum Ali seorang ahli Falak yang juga kakak kandung KH Adlan Ali Cukir, Jombang.
Sementara ayahnya, KH Mahfudz Anwar merupakan pendiri pondok pesantren Sunan Ampel Jombang yang lokasinya berada di pusat kota santri. KH Mahfudz adalah anak dari KH Anwar Alwi pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi'in Paculgowang, Diwek, Jombang.
Tersambung dari jalur ayahnya itu, Gus Kikin juga bagian dari keluarga pondok pesantren Paculgowang, yang berada di Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Selain zuriah atau keturunan Ponpes Tebuireng dan Paculgowang, nasab Gus Kikin juga menyambung pondok Lirboyo Kediri dari kakeknya Anwar Alwi, sepupu dari KH Anwar Manshur, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin, Lirboyo, Kediri yang juga terpilih sebagai Rais Syuriah PWNU Jatim 2024-2029.
Gus Kikin menjadi ketua Tanfidziah PWNU Jawa Timur masa khidmat 2024-2029 setelah terpilih dalam Konferwil XVIII NU Jawa Timur, Sabtu (3/4/2024) di Tebuireng Jombang. Perolehan suara Gus Kikin unggul dari KH Makki Nasir (RA Makki) cicit Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan. Gus Kikin memperoleh 38 suara, dan RA Makki 5 suara.