Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Anak SD Bunuh Diri karena Dirundung, Ini Tanggapan Pemkab

ilustrasi bullying (IDN Times/Aditya Pratama)

Banyuwangi, IDN Times - Tragis betul nasib seorang siswa SD kelas 4 di Banyuwangi, Jawa Timur. Bocah yatim malang ini nekat gantung diri lantaran dirundung oleh teman-teman sekolahnya. Di sekolah, bocah ini kerap mendapatkan perlakuan verbal yang kasar. Dia sering diolok-olok karena statusnya yang tak punya bapak. Pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun meresponsnya.

1. Kepala Sekolah sebut tak pernah dapat laporan bullying

lustrasi bullying (IDN Times/Aditya Pratama)

Mendengar kabar kematian murid berumur 11 tahun tersebut, Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi merasa prihatin. Setelah mendapat laporan detilnya, Dinas Pendidikan mencoba melakukan penelusuran di sekolah tempat si bocah malang menempuh ilmu.

Menurut keterangan Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, pihak guru tidak pernah mendapatkan laporan perihal bullying yang dilakukan teman-teman sekolah korban.

"Pengakuan guru dan teman-temannya, tidak ada pembulian terhadap korban di sekolah. Dia termasuk anak aktif dan disayang gurunya," kata Suratno saat dikonfirmasi, Selasa (28/2/2023).

2. Disdik akan aktifkan Satgas anti bully

Ilustrasi mayat. (IDN Times/Mia Amalia)

Suratno mengatakan, guna mencegah aksi perundungan kembali terjadi di sekolah, Dispendik akan terus mengevaluasi dan mengoptimalkan peran sekolah. Secara teknis, Dispendik akan mengoptimalkan peran satuan tugas (Satgas) Anti Perundungan dan Kekerasan Anak di sekolah yang telah dibentuk sebelumnya.

"Kami kuatkan kembali Satgas Anti Perundungan dan Kekerasan di sekolah ini dengan melibatkan banyak pihak," ungkapnya.

3. Seorang siswa SD bunuh diri karena sering kena bully

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Mardya Shakti)

Diberitakan sebelumnya, kepada Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi, ibu korban mengaku bahwa anaknya mengalami perubahan sikap sebelum bunuh diri. Menurut Basori, korban sering diolok-olok karena statusnya yang seorang anak yatim.

Bahkan seringkali pula korban menjadi murung setiap pulang sekolah. Puncaknya, di hari nahas itu korban nampak dongkol, tak mau berbicara dengan siapapun. Korban dikatakan ibunya seperti sedang menahan amarah. Sebagai orang tua, tentunya ibu kandung korban mencoba mengajak berinteraksi, namun korban hanya diam. Korban sepenuhnya berbeda dari hari-hari sebelumnya.

"Bapaknya meninggal. Kata ibunya, kalau dia pulang, ngambek tidak menyapa, berarti sedang dongkol. Pernah ditanya sama ibunya, katanya begitu karena di-bully teman-temannya karena dia anak yatim."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agung Sedana
EditorAgung Sedana
Follow Us