Sebelum Gantung Diri, Siswa SD Korban Bullying Jadi Sensitif

Banyuwangi, IDN Times - Siswa SD kelas 4 berusia 11 tahun yang tewas bunuh diri setelah mendapat perundungan atau bullying dari temannya bersikap aneh sebelum kejadian. Ia diduga depresi dan memendam dendam.
1. Korban jadi sangat sensitif, dipenuhi amarah

Menurut Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi dari keterangan pihak keluarga, korban sempat menunjukkan perubahan sikap sebelum gantung diri. Setiap pulang sekolah, korban selalu murung dan cinderung sensitif. Bahkan korban tak menggubris saat diajak bicara keluarganya. Sekilas, wajah korban menunjukkan amarah yang dipendam.
"Pulang sekolah biasanya salam, kemarin gak salam, ditanya itu juga tidak merespon, cuman diam saja. Kata ibunya lagi dongkol," kata Basori, Selasa (28/2/2023).
2. Korban anak yang rajin, seratus persen berubah drastis sepulang sekolah

Menurut keluarga dan para tetangganya, korban adalah anak yang rajin. Sehari-harinya, korban biasa membantu ibunya mengurus tanaman jahe. Sesekali, korban juga gemar memancing untuk menghabiskan waktu bermainnya.
"Ibunya ini kerja ikut orang ngurus jahe. Biasanya anak ini ya bantu-bantu," ungkap Basori.
Namun, dalam beberapa hari terakhir si korban benar-benar berubah. Selain menunjukkan sikap sensitif, korban enggan untuk berinteraksi dengan siapapun. Menurut keterangan guru, korban terlihat pulang sekolah dengan tergesa-gesa. Tak seperti biasanya.
"Dari keterangan ibu korban anak ini memang sensitif," kata Basori.
3. Pihak keluarga menolak autopsi

Setibanya dirumah, korban hanya terdiam. Tak berucap apapun, kepada siapapun. Hingga pada akhirnya korban ditemukan tewas gantung diri di rumahnya pada Senin 27 Februari 2023 sekitar pukul 15.00 WIB.
Ibu korban mengatakan, bahwa korban kerap diolok teman sekolahnya perihal statusnya yang tak punya bapak. Hal inilah yang ibu korban duga, sebagai dasar anaknya nekat bunuh diri. Pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan otopsi. Hasil pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuhnya. Jenazahnya pun diserahkan pada keluarga untuk dimakamkan.
Mari bersama cegah perilaku bunuh diri
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan jiwa serius yang sering diabaikan masyarakat. Jika kamu membutuhkan pertolongan atau mengenal seseorang yang membutuhkan bantuan, kamu bisa menghubungi layanan konseling pencegahan bunuh diri, di nomor telepon gawat darurat (emergency) hotline (021) 500–454 atau 119, bebas pulsa.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah terdapat lebih dari 3.000 Puskesmas yang memiliki layanan kesehatan jiwa. Kamu bisa menghubungi atau langsung mendatangi Puskesmas terdekat untuk mengetahui apakah mereka melayani kesehatan jiwa. Bagi pemegang BPJS, konsultasi kejiwaan di Puskesmas tidak dikenakan biaya alias gratis. Jika belum memiliki BPJS, kamu tetap bisa berkonsultasi dengan biaya administrasi sebesar Rp5.000.
Selain itu, Kemenkes RI juga menyiapkan 5 RS jiwa rujukan yang dilengkapi dengan layanan konseling kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri. RS jiwa tersebut ialah:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang, nomor telepon (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, nomor telepon (0251) 8324024, 8324025, 8320467
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, nomor telepon (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, nomor telepon (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang, nomor telepon (0341) 423444
NGO Indonesia pencegahan bunuh diri:
Jangan Bunuh diri || telp: (021) 9696 9293 || email: janganbunuhdiri@yahoo.com
Organisasi INTO THE LIGHT || message via page FB: Into The Light Indonesia (@IntoTheLightID) || direct message via Twitter: @IntoTheLightID
Kementrian Kesehatan Indonesia || telp: (021) 500454