Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah Corona

Pemesan mulai dari warga biasa hingga paramedis

Jombang, IDN Times - Suara mesin jahit terdengar sayup-sayup saat IDN Times memasuki halaman rumah milik pasangan suami istri, Yudi dan Dwi Anjani Susiana Putri di Dusun Pandean, Desa Miagan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Terlihat, Dwi Anjani sedang menjahit sebuah kain berukuran kecil dengan ditemani dua orang anaknya yang masih kecil.

"Ini saya sedang menjahit kain untuk pembuatan masker pesanan orang-orang mas," ujar Dwi Anjani ditemui di rumahnya, Minggu (22/3).

1. Pesanan jahitan sepi, putuskan bikin masker

Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah CoronaPerajin sedang membuat masker. IDN Times/zainul arifin

Sebagai seorang ibu rumah tangga, Dwi Anjani terbilang cukup kreatif. Sehari-hari dia menjahit baju pesanan orang-orang. Sudah lama ia menekuni usaha itu untuk tambahan ekonomi keluarga.

Di tengah pandemik Covid-19, pesanan jahit pakaian di tempatnya juga menurun. Wanita 36 tahun itu harus memutar otak. Dia lantas berpikir untuk membuat masker. Terlebih, di sejumlah apotek dan pertokoan, masker sangat langka.

"Awalnya saya menjahit baju. Kemudian satu minggu lalu ada wabah corona yang menyebar dan orang-orang sulit mencari masker dan harganya mahal. Terus saya membuatnya," ujarnya.

2. Banyak orang dari luar kota yang memesan masker buatan Dwi Anjani

Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah CoronaDwi Anjani sedang menggunting bahan kain pembuatan masker. IDN Times/zainul arifin

Usah itu rupanya tidak sia-sia. Begitu dia memproduksi masker, sejumlah orang langsung menghubunginya untuk memesan masker. Dwi Anjani mengaku kewalahan melayani pesanan, sebab semua itu ia kerjakan sendiri. Menurut dia, pesanan tidak hanya dari Jombang saja, tapi juga dari daerah lain. Di antaranya Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto dan beberapa kota lainnya.

Para pemesan masker dari berbagai kategori, mulai dari warga biasa hingga paramedis, yakni dari pegawai puskesmas.

"Ini pegawai puskesmas pesan 250 buah masker. Orang biasa ada yang pesan sampai 50 buah masker dan bilangnya untuk pribadi dipakai satu keluarga," tutur dia sembari membuat masker.

Baca Juga: Khofifah Kunjungi Pabrik Masker untuk Pembelian Kuota Khusus

3. Masker dua lapis dan bisa dicuci kembali

Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah CoronaBeberapa masker yang sudah jadi. IDN Times/zainul arifin

Untuk satu buah masker, perajin rumahan tersebut menjualnya dengan harga Rp10 ribu. Harga itu akan berkurang jika pesanan lebih dari 100 buah. Dwi Anjani mengatakan, pembeli dapat memilih sesuai dengan motif dan warna yang dikehendakinya.

"Masker ini kainnya lapis dua (dua serat) dan bisa dicuci ulang, jadi tidak sekali pakai. Selain itu, masker ini juga antivirus," ujarnya.

4. Satu meter kain bisa menghasilkan 10-12 masker

Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah CoronaProses pembuatan masker. IDN Times/zainul arifin

Saat ditemui IDN Times di rumahnya, Dwi Anjani menyampaikan bahwa proses pembuatan masker tidak terlalu rumit. Namun, lanjutnya, memang butuh kesabaran dan ketelatenan. "Dari awal bikin pola dulu, setelah itu baru dipotong, kemudian setelah di potong lalu dijahit dan setelah itu disetrika," jelasnya.

Bahan yang dipakai yakni kain jenis katun. Satu meter kain bisa menghasilkan 10 hingga 12 buah masker. Kendala yang ia hadapi biasanya dari kain atau bahan.Terkadang konsumen minta yang polos, padahal dia sudah menyiapkan yang kain motif dan begitupun sebaliknya.

5. Pemasaran masker hanya melalui online

Penjahit Asal Jombang Banting Setir Buat Masker di Tengah Wabah CoronaMasker sudah jadi dan dipasangkan disalah satu wajah boneka. IDN Times/zainul arifi

Dwi Anjani memasarkan masker buatannya hanya melalui online. 

"Selama ini pemasaran hanya melalui online saja. Setelah ada pesanan, saya buatkan lalu dikirim ke pemesan. Sampai hari ini, Alhamdulillah diberikan kelancaran. Mudah-mudahan terus berkembang, Amin," ujarnya.

Kendati peluang usaha itu datang di tengah wabah, dia tetap berharap virus corona segera mereda. Ia juga mendoakan agar masyarakat Indonesia, khususnya Jombang bisa terhindar dari Covid-19.

Baca Juga: Pandemi Corona, Perajin Masker di Tulungagung Banjir Pesanan

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya