Unesa Siapkan Trauma Healing bagi Mahasiswa yang Diobservasi di Natuna

Trauma healing juga diberikan untuk mahasiswa di Surabaya

Surabaya, IDN Times – Sembilan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang sempat menempuh pendidikan di Wuhan, Tiongkok saat ini sedang menjalani observasi di Natuna. Mereka semua dinyatakan sehat. Rencananya, setelah mereka kembali ke Surabaya, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa mempersiapkan trauma healing.

Wakil Dekan I FBS Unesa Dr. Mintowati mengatakan, upaya ini dilakukan agar tidak mengesampingkan kedatangan mahasiswa dari Wuhan.

“Karena banyaknya berita yang gak kredibel dan kesannya kok anak-anak ini seperti virus,” jelas Mintowati saat Sosisalisasi Kedatangan Mahasiswa dari Wuhan, Rabu (12/2).

1. Mahasiswa Unesa siap sambut baik kedatangan teman-temannya

Unesa Siapkan Trauma Healing bagi Mahasiswa yang Diobservasi di NatunaDiana Rahmasari, salah satu tim Trauma Healing Unesa dalam acara Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Unesa dari Wuhan Rabu (12/2). IDN Times/Tarida Alif

Dari kuisioner yang disebarkan saat sosialisasi, tingkat kecemasan mereka hanya sedikit. Diana Rahmasari, salah satu tim Trauma Healing Unesa menyampaikan, hanya 30 persen anak yang merasa cemas. Selebihnya, mereka siap untuk menyambut teman-temannya pulang dari Natuna.

“Mereka yang mengalami cemas akan kami berikan tindakan penanganan trauma healing mulai dari sosial, psikologis. Tak hanya mahasiswa yang ada di Unesa, tapi juga para mahasiswa yang dari Wuhan,” jelas Diana.

2. Berharap tidak dikucilkan sepulangnya ke Surabaya

Unesa Siapkan Trauma Healing bagi Mahasiswa yang Diobservasi di NatunaSosialisasi Penerimaan Mahasiswa Unesa dari Wuhan Rabu (12/2). IDN Times/Tarida Alif

Meski sudah dinyatakan sehat dan tidak ada terinfeksi virus COVID-2019, para mahasiswa Unesa yang saat ini masih berada di Natuna masih merasa cemas. Mereka kuatir jika nantinya sudah pulang ke Surabaya, mereka akan dikucilkan.

Lilis Triana, orangtua dari Nathania, salah satu mahasiwa yang diobservasi mengatakan bahwa mereka juga tidak meminta keadaan yang seperti ini.

“Anak-anak kami mohon kalau datang janganlah dikucilkan. Kami tidak ada yang berharap ada kejadian seperti ini. Anak-anak kami ini korban kondisi,” jelas Lilis.

Baca Juga: Kampus Merdeka, Rektor Unesa Setuju Tapi Butuh Dibantu

3. Kepulangan mahasiswa Unesa dari Natuna mundur dari jadwal semula

Unesa Siapkan Trauma Healing bagi Mahasiswa yang Diobservasi di NatunaVinda Maya Setya Ningrum, Humas Unesa dalam acaraSosialisasi Penerimaan Mahasiswa Unesa dari Wuhan Rabu (12/2). IDN Times/Tarida Alif

Proses observasi yang harusnya selesai pada tanggal 16 Februari mendatang ternyata mengalami perubahan. Rencana awal yang akan langsung diterbangkan ke daerah masing-masing harus ditunda kerena beberapa hal. Vinda menuturkan bahwa pimpinan di Jakarta ingin bertemu.

“Orangtua harus lebih sabar menunggu. Observasi yang harusnya hampir selesai ternyata masih harus ditunda karena pimpinan ingin bertemu. Belum ada tanggal pastinya kapan, tapi kami sudah mempersiapkan kedatangan mereka mulai hari ini hingga mereka tiba,” papar Vinda.

4. Imbau untuk bijak bersosial media

Unesa Siapkan Trauma Healing bagi Mahasiswa yang Diobservasi di NatunaDr. Mintowati, Wakil Dekan I, Fakultas Bahasa dan Seni Unesa dalam acara Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Unesa dari Wuhan Rabu (12/2). IDN Times/Tarida Alif

Dengan banyaknya berita yang menyoroti kasus Corona ini, Mintowati memberikan imbauan agar tak telan mentah-mentah informasi yang beredar.

“Bijaklah bersosial media. Dibaca, dipahami, dan jangan langsung ditelan mentah-mentah,” tegasnya.

Selaras dengan hal tersebut, Subandi, dosen sekaligus orangtua mahasiswa juga berpendapat yang sama.

“Jangan mudah termakan headline. Perhatikan sumbernya juga. Banyak hoax yang tercipta dari peristiwa ini.” tuturnya.

Baca Juga: Setibanya di Indonesia, Mahasiswa Unesa akan Dapat Perlakuan Khusus

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya