Upaya Menghidupkan Kembali Kayutangan Malang

Kayutangan jadi role model membangkitkan wilayah bersejarah

Malang, IDN Times - Sebelum periode 2020, kawasan di Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang merupakan wilayah sepi dan hanya dipandang sebagai jalan protokol Malang-Lawang. Banyak bangunan mangkrak, meskipun terlihat banyak peninggalan kolonial Belanda berupa bangunan ruko hingga rumah.

Kemudian Wali Kota Malang, Sutiaji, memulai proyek ambisius untuk menjadikan wilayah yang dikenal sebagai Kayutangan Heritage ini menjadi Malioboro di Kota Malang. Dimulai dengan memasang batu andesit yang sempat jadi kontroversi di Pertigaan Patung Chairil Anwar, Perempatan Rajabali, dan Pertigaan PLN Kayutangan.

Tak berhenti sampai di situ, Sutiaji terus melakukan perubahan pada trotoar Jalan Basuki Rachmat. Terbaru dengan memasang lampu-lampu jalan untuk memperelok trotoar di sana.

1. Ambisi Sutiaji

Upaya Menghidupkan Kembali Kayutangan MalangPotret Kayutangan Heritage di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Sutiaji memang memiliki misi khusus untuk menjadikan Kayutangan sebagai kawasan wisata heritage di Kota Malang. Ia menjadikan Malioboro sebagai contohnya dan diaplikasikan menjadi Malang City Heritage.

Ia rencananya akan memperlebar trotoar agat semakin banyak pejalan kaki yang menikmati suasana di sana. Sehingga semakin banyak kegiatan perekonomian untuk warga sekitar.

"Dulu Kayutangan sepi, sekarang banyak peminat yang datang ke sana. Sehingga harus dikuatkan dengan pembangunan ekosistem sehingga semakin banyak masyarakat yang mendapat manfaat ekonomi," jelasnya.

Baca Juga: Throwback Kejayaan Kayutangan Heritage di Era Kolonial

2. Kesuksesan Kayutangan Heritage akan diterapkan di wilayah lain

Upaya Menghidupkan Kembali Kayutangan MalangToko Oen, salah satu bangunan cagar budaya di Kayutangan Heritage. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kesuksesan Kayutangan Heritage ternyata menginsipirasi Pemerintah Kota Malang untuk menerapkan konsep yang sama di lokasi-lokasi lain. Mereka berencana untuk melakukan revitalisasi pada lokasi-lokasi lain agat menambah dirasi wisatawan di Kota Malang.

Salah satu yang disasar adalah wilayah Pasar Besar Kota Malang untuk menjadi Chinese Town. Kemudian mengadakan event musik Kampung Arab setiap malam Jumat. Sekalian membuat event Padang Bulan di Kayutangan Heritage.

Ini adalah upaya Pemerintah Kota Malang karena wilayah mereka menjadi kota penyangga untuk tujuan wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Diharapkan dengan upaya ini wisatawan makin betah di Kota Malang.

"Wisatawan asing ini di Indonesia antara 13-14 hari. Biasanya di Yogyakarta tiga hari, Bromo satu hari, lalu selebihnya ke Bali. Jadi kalau bisa mereka nambah dua hari di Malang, sehingga kami perkuat infrastrukturnya," jelas pria asli Lamongan ini.

3. Fasilitas umum juga dipercantik

Upaya Menghidupkan Kembali Kayutangan MalangUnsplash

Tak hanya mempercantik perkampungan bersejarah, Pemerintah Kota Malang juga memiliki rencana untuk memperindah fasilitas umum. Misalnya Alun-alun Tugu Kota Malang, Alun-alun Merdeka, Jalan Ijen, hingga Jalan Veteran.

Sutiaji mengatakan kalau sudah disiapkan Rp8 miliar untuk mempercantik Alun-alun Tugu Kota Malang, Rp4 miliar sampai Rp5 miliar untuk Alun-alun Merdeka, Rp3 miliar sampai Rp4 miliar untuk Jalam Ijen. Semua dana tersebut didapat dari bantuan CSR.

"Sementara Jalan Veteran dibagi tiga mulai dari CSR Universitas Brawijaya, UM Universitas Negeri Malang, dan lainnya," pungkasnya.

Baca Juga: Tiang Listrik di Kayutangan Heritage Malang Digunjing Netizen

Rizal Adhi Pratama Photo Community Writer Rizal Adhi Pratama

Menulis adalah pekerjaan untuk merajut keabadian. Dengan menulis kita meninggalkan jejak-jejak yang menghiasi waktu. Tulisan dan waktu adalah 2 unsur yang saling tarik menarik membentuk sejarah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya