Radang Otak Remaja di Malang, Bekas Permanen Tragedi Kanjuruhan

Sherly kini kesulitan mengingat wajah orang

Malang, IDN Times - Tragedi Kanjuruhan tidak hanya menjadi bekas ingatan kelam bagi Sherlyna Yustika (18) warga Jalan Rawi Sari RT.3/RW.5, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Meskipun Tragedi Kanjuruhan telah berlalu setahun yang lalu, ia hingga kini masih memiliki luka permanen pada kepalanya.

Ia hingga saat ini masih sering mengalami sakit kepala pada waktu yang tidak menentu. Dokter mendiagnosa dirinya mengalami radang selaput otak setelah terjebak dalam kepanikan kerumunan Tragedi Kanjuruhan.

1. Sherlyna menceritakan kesulitan mengingat para penolongnya saat terjebak dalam kepanikan

Radang Otak Remaja di Malang, Bekas Permanen Tragedi KanjuruhanPolisi menembakkan gas air mata saat terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1 Oktober 2022)

Sherlyna mengenang pada Sabtu (1/10/2022) malam usai pertandingan Arema melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan. Ia mengungkapkan saat itu ia duduk di tribun 12 bersama kakak keponakan dan kawan-kawan di sekitar rumahnya. Ia menceritakan jika pertandingan memang berjalan panas hingga akhir kerusuhan terjadi.

Kepanikan kian menjadi-jadi ketika gas air mata ditembak ke dalam tribun stadion. Ia terpisah dari kakak keponakan dan kawan-kawannya, ia terseret arus manusia yang jumlahnya ribuan. Saat itu, dalam benaknya hanyalah satu yaitu secepatnya keluar dari stadion. Namun, perjalanan itu tidak semudah yang dipikirkannya, ia beberapa kali terjatuh hingga terinjak-injak oleh ribuan orang yang berpikiran sama.

"Saat itu dia mengingat saat sampai di tangga matanya sudah gelap dan terasa terinjak-injak. Tapi kemudian kerasa ada yang narik dan tahu-tahu sudah pulang diantar orang," terang tante Sherlyna yang membantu menjelaskan cerita keponakannya yang masih kesulitan mengingat, Uun Sutilah saat dikonfirmasi pada Senin (2/10/2023).

Gadis 18 tahun ini sampai saat ini belum bisa mengingat siapa sosok yang menyelamatkan hidupnya tersebut. Karena ketika sadar ia sudah terbaring di RSUD Saiful Anwar Kota Malang karena mengalami sesak napas, mata merah, dan sakit kepala. Di sana ia menjalani perawatan selama 2 Minggu, namun sakit kepalanya memang belum sepenuhnya pulih.

Baca Juga: Setahun Petaka di Kanjuruhan, Mencari Keadilan yang Ditiup Angin

2. Dokter mendiagnosis kalau Sherlyna mengalami peradangan otak karena benturan pada kepalanya

Radang Otak Remaja di Malang, Bekas Permanen Tragedi Kanjuruhanilustrasi otak manusia (pixabay.com/VSRao)

Setelah hampir setahun sakit kepala Sherlyna tak kunjung pulih, keluarga akhirnya membawanya ke RS Islam Aisyiyah Malang pada Juli 2023. Setelah dilakukan CT Scan, ternyata diketahui jika siswi SMA ini mengalami peradangan pada selaput otak. Hal ini membuatnya harus menjalani rawat inap selama 10 hari.

"Dugaan penyebabnya mungkin kena benturan di stadion. Kondisi ini membuat dia tidak bisa berpikir berat, karena kalau dipaksa akan langsung pusing. Bahkan saat menyisir rambut saja tidak boleh sampai ditarik-tarik," beber Uun.

Dampak radang otak ini ternyata sangat signifikan bagi kehidupannya, ia seringkali susah mengingat guru dan teman-teman satu sekolahnya saat datang menjenguk dirinya. Ia bahkan sering lupa lokasi-lokasi favorit saat nongkrong dulu.

"Kadang bahkan di lari kalau ada orang datang karena dia merasa tidak kenal, padahal itu kerabatnya sendiri. Tapi baru ingat kalau dikenalkan kembali," ungkapnya.

Aktivitasnya juga lebih sering di rumah karena kondisi yang kurang stabil, padahal ia dulu adalah anak yang aktif bersosial. Ia juga sering mengalami kesulitan tidur karena tiba-tiba terbangun karena merasa pusing dan mual. Kondisi ini mempengaruhi prestasi akademiknya karena harus sering absen beberapa bulan akibat kondisinya. Ia diketahui merupakan siswi Kelas XII Jurusan Perkantoran SMK PGRI 6 Malang.

"Untungnya pihak sekolah memahami kondisi Sherly saat ini. Tapi dia masih berusaha mengikuti pembelajaran meskipun ada penurunan nilai akademik, karena dia bertekad haris lulus tahun ini," tuturnya.

3. Sherlyna kini harus rutin mengikuti terapi agar segera sembuh dari radang selaput otak

Radang Otak Remaja di Malang, Bekas Permanen Tragedi KanjuruhanKorban Tragedi Kanjuruhan, Sherlyna Yustika. (IDN Times/istimewa)

Kini, Sherlyna haris rutin menjalani terapi agar bisa segera mendapatkan kesembuhan. Ia rutin melakukan terapi di fisioterapi, konsultasi dengan dokter syaraf dan psikiater, ia juga tidak pernah absen meminum obat yang diresepkan dokter kepadanya.

Kondisi Sherlyna mulai membaik, ia sudah mulai lancar berbicara meskipun masih sedikit terbata-bata. Namun, perkembangannya menunjukkan progres positif, sehingga asa untuk kembali ke kehidupan normal masih tinggi.

"Kita sebagai keluarga berharap agar pemerintah mau membantu Sherly dengan memberi kesempatan kerja meskipun tidak sama. Kami berharap dia bisa bekerja freelance di rumah agar bisa hidup mandiri," pungkasnya.

Baca Juga: Kronologi Rumput Stadion Kanjuruhan Terbakar

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya