Lagi, Perundungan Santri di Malang hingga Patah Tulang

Korban mengalami patah tulang hidung

Malang, IDN Times - Belum rampung kasus perundungan atau bullying di Pondok Pesantren (Ponpes) Annur 1 Bululawang, Kabupaten Malang. Sekarang, terjadi lagi kasus bullying di Ponpes Annur 2 Bululawang.

Tak tanggung-tanggung, korban yang berinisial DFA (12) warga Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang mengalami beberapa luka lebam sampai patah di bagian tulang hidung.

Kejadian ini menjadi pukulan telak bagi instansi pendidikan pondok pesantren di Kabupaten Malang. Pasalnya dalam waktu berdekatan ada 2 kasus bullying di Annur 1 dan Annur 2.

1. Berawal saat ibu menjenguk korban

Lagi, Perundungan Santri di Malang hingga Patah TulangAbdul Aziz, ayah korban bullying di Annur 2 Bululawang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Ayah DFA, Abdul Aziz menceritakan jika pada awalnya Ibu DFA merasakan firasat tidak enak terhadap anaknya yang sata ini masih duduk di bangku kelas 7 VII MTS Annur. Oleh karena itu, Ibu DFA merencanakan untuk menjenguk sendiri putranya tersebut untuk melihat keadaan DFA.

Saat tiba di Ponpes Annur 2, ternyata DFA sudah mendapatkan banyak luka lebam di wajahnya. Saat didesak kedua orangtuanya, ia akhirnya mengaku kalau pada 26 November 2022 lalu mendapatkan kekerasan atau bullying dari sabtri lain.

"Saat didatangi di kamarnya, dan teman-temannya segera (bersih-bersih) karena takut istri saya tahu. Mulai dari darahnya dibersihkan pakai satu gayung di badannya, setelah itu baru bertemu istri saya," terang Abdul Aziz saat dikonfirmasi pada Selasa (03/01/2023).

Aziz mengungkap jika saat bertemu, DFA dalam kondisi lemas di kasur dengan beberapa luka lebam dan patah tulang hidung. Bahkan masih ada darah segar yang keluar dari hidung. Melihat hal tersebut, Ibu DFA langsung menelpon Abdul Aziz untuk memberitahukan kondisi DFA.

"Saya kaget melihat lewat video call kondisi anak saya, langsung saya larikan dia ke RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) Kota Malang hari itu juga. Saya juga langsung biat laporan ke Polres Malang, saya juga minta visum yang hasilnya terbit 10 hari kemudian," bebernya.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka Kasus Pengeroyokan Santri di Malang

2. Luka-luka yang dialami korban

Lagi, Perundungan Santri di Malang hingga Patah TulangIlustrasi kekerasan (IDN Times/Sukma Shakti)

Dari hasil visum yang disampaikan Abdul Aziz, terdapat dua luka lebam di mata korban. Selain itu ada luka benjolan di kepala, dahi, dan badan korban. kemudian dari hasil CT Scan, korban mengalami patah tulang hidung.

"Kemarahan saya memuncak! Ini adalah penyiksaan terhadap anak saya. Menurut saya ini bukan lagi bullying atau perundungan, tapi ini penyiksaan," tegasnya.

3. Pernyataan Kasatreskrim Polres Malang

Lagi, Perundungan Santri di Malang hingga Patah TulangKasatreskrim Polres Malang, IPTU Wahyu Rizky Saputra. (Foto: Rizal Adhi Pratama)

Kasatreskrim Polres Malang, Iptu Wahyu Rizky Saputro membenarkan kejadian bullying di Ponpes Annur 2 Bululawang. Ia juga membeberkan kalau sudah ada laporan yang masuk. Polres Malang juga sudah melakukan mediasi.

"Langkah yang kita tempuh pertama kalai adalah langkah mediasi. Dalam mediasi kita hadirkan kedua belah pihak dari pihak pelapor maupun pihak terlapor, kemudian dari instansi terkait seperti LPA, DP3A kemudian Bapas," bebernya.

Namun, dari piha pelapor tampaknya ingin melanjutkan kasus ini sampai proses pengadilan. Agar para pelaku bisa mendapatkan hukuman setimpal.

Baca Juga: Santri Bakar Santri di Pasuruan, Polisi Tangkap Pelaku

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya