Water Bombing Dinilai Kurang Efektif Padamkan Karhutla Lawu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ngawi, IDN Times - Pengerahan helikopter untuk water bombing untuk memadamkan karhutla di Gunung Lawu pada Petak 42 RPH Campurejo Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi Jawa Timur, Rabu (04/10/2023) dinilai kurang efektif.
1. Kapasitas tandon kecil hanya 1000 liter
Salah seorang warga setempat bernama Joko yang hari ini turut memantau langsung di Wisata Argo Munung. Dia melihat helikopter PK-DBM itu membawa air dan mengucurkan air di tangki berkapasitas kurang lebih 1000 liter.
Menurutnya, bom air itu tidak sampai ke titik api karena terhalang pepohonan eucalyptus, bulu, dan bendo yang memiliki tinggi sekitar 35 meter. Guyuran air hanya sampai di dedaunan pohon dan tak sampai kepada api yang membakar semak belukar.
Baca Juga: Warung Mbok Yem di Puncak Lawu Tak Tersentuh Api
2. Bom air tertahan dedaunan tidak sampai bawah
"Saya sudah naik tiga kali tadi, pohonnya tinggi dan lingkarnya 300 cm. Yang terbakar itu pada bagian bawah. Sedagkan air tidak bener-bener sampai bawah," kata Joko.
Upaya itu mungkin juga bisa memadamkan api. Tapi air yang dibawa hanya 1000 liter saja Ia tak yakin bisa padam kebakaran saat ini. Sudah tujuh kali siraman, asap masih tetap membumbung tinggi.
"Entah nanti bisa benar mati atau tidak (apinya) saya juga tidak tahu. Nyatanya api masih menyala, asap masih mengebul," jelasnya
3. Dibanding Bromo dan Arjuno penanganan karhutla Lawu lambat
Terakhir, Dia juga menilai pengerahan helikopter water bombing ke gunung Lawu juga lamban bila dibandingkan dengan penanganan pada kebakaran hutan di Gunung Arjuno dan Gunung Bromo.
"Jelas terlambat untuk penggunaan helikopternya. Meski begitu kami tetap berharap api bisa segera padam. Saat ini, warga dan petugas kelelahan berhari hari menghalau api agar tidak sampai ke hutan produksi," pungkasnya.
Baca Juga: Helikopter BNPB Didatangkan untuk Padamkan Karhutla Gunung Lawu