Warga dan Seniman Reog di Ponorogo Terus Gelar Aksi Protes
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ponorogo, IDN Times – Aksi protes dampak dari sikap Malaysia yang mengklaim reog sebagai warisan budayanya terus berlanjut di Kabupaten Ponorogo. Ribuan warga dan seniman reog menggelar aksi di dua lokasi berbeda. Pertama, di alun-alun dan Lapangan Monumen Bantarangin selama tiga malam berturut-turut, yakni sejak Kamis hingga Minggu (7 - 9/4/2022).
Dalam aksinya mereka menutut agar reog diajukan sebagai kandidat tunggal ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia.
"Sebelum ada keputusan yang jelas dari pak Presiden Jokowi (Joko Widodo), kami akan terus melakukan aksi," kata Hari Purnomo atau yang akrab disapa Mbah Pur Warok Gendeng saat dihubungi IDN Times, Minggu (10/4/2022).
1. Ada demo BEM di Jakarta, aksi seniman berhenti sementara
Namun, ia melanjutkan, aksi akan berhenti untuk sementara pada Senin besok (11/4/2022). Sebab, sesuai rencana akan berlangsung demonstrasi besar-besaran oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia di Jakarta.
Dengan adanya momentum itu warga dan seniman reog tidak ingin tuntutannya ditumpangi selain kepentingan reog. “Kami hanya memperjuangkan reog karena sudah dua kali diklaim Malaysia,” ujar Mbah Pur. Klaim pertama yang dilakukan Malaysia terhadap reog Ponorogo terjadi pada November 2007.
Baca Juga: Diklaim Malaysia, Seniman Reog di Surabaya Ngamuk
2. Desak Presiden Jokowi bertindak tegas
Oleh karena itu, seniman dan warga Ponorogo mendesak Presiden Jokowi untuk bertindak tegas. Ini agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim meloloskan reog untuk diajukan ke Unesco guna mendapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda.
Apalagi, Mbah Pur menyatakan ada keanehan dengan tidak lolosnya kesenian reog dalam proses pengajuan ke UNESCO. Berdasarkan informasi yang diterimanya, reog Ponorogo merupakan nominasi pertama dari empat nominasi yang diajukan ke UNESCO.
3. Dinilai lebih mementingkan pengusaha jamu
Selain reog, ada jamu, tempe dan tenun yang diusulkan ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB. "Tapi, dalam perjalannya reog menjadi nominasi kedua dan jamu dipilih untuk diusulkan pengakuan warisan budaya tak benda ke UNESCO. Ini aneh, presiden dan Ketua DPR RI harus menanyakan kepada Menteri Nadiem," Mbah Pur menjelaskan.
Dengan demikian, diduga ada niat tidak baik dari Mendikbud Nadiem Makarim. Sebab, lebih mendahulukan jamu yang di belakangnya didukung para pengusaha kaya. Sedangkan, yang bergerak dalam kesenian reog merupakan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Baca Juga: Reog Ponorogo Diklaim Malaysia, Khofifah Siapkan Dokumen Penguat