Diklaim Malaysia, Seniman Reog di Surabaya Ngamuk

Kalian ngamuk gak? 

Surabaya, IDN Times - Kesenian Reog yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia asal Ponorogo kembali terusik. Pasalnya, negara tetangga yakni Malaysia mengklaim kalai Reog merupakan kesenian miliknya. Seniman Reog di Indonesia pun 'ngamuk' mendengar klaim negeri jiran tersebut.

1. Marah karena Reog sudah ada sejak lama kok malah diklaim

Diklaim Malaysia, Seniman Reog di Surabaya NgamukReog Ponorogo sudah dikenal hingga mancanegara (sumber: asiatoday.id)

Salah satu yang tak terima dengan klaim Malaysia ialah Yoyok Setiono. Pria yang menjadi pengurus Paguyuban Singo Mangku Joyo di Surabaya ini marah dengan klaim tersebut. Menurut dia, Reog sudah ada sejak dulu di Ponorogo. Bahkan sebelum Indonesia merdeka.

"Saya pribadi sebagai seniman Reog ya marah, karena Malaysia kan tidak ikut punya tapi ikut mengakui kebudayaan kita," tegasnya.

Baca Juga: Reog Ponorogo Diklaim Malaysia, Khofifah Siapkan Dokumen Penguat

2. Kecewa dengan pemerintah, tak kunjung daftarkan Reog ke UNESCO

Diklaim Malaysia, Seniman Reog di Surabaya Ngamukilustrasi Jathil, salah satu penari Reog Ponorogo (goodminds.id)

Kemarahan Yoyok ini bukan hanya terhadap klaim Malaysia saja. Ia heran dengan pemerintah Indonesia yang tak kunjung segera mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai warisan tak benda asli Indonesia laiknya batik. Padahal, beberapa tahun lalu, isu klaim Reog oleh Malaysia juga santer.

"Kenapa dulu pernah diklaim juga kok tidak segera didaftarkan atau bagaimana? Nah ini ramai lagi," dia mengungkapkan heran.

Baca Juga: Terkendala Bulu Merak, Reog Ponorogo Belum Diakui UNESCO

3. Optimistis Malaysia tak bisa buktikan ke UNESCO

Diklaim Malaysia, Seniman Reog di Surabaya Ngamukun.org

Di tengah kegelisahan klaim Reog, Yoyok optimistis kalau Malaysia tidak pernah bisa membuktikan ke UNESCO bahwa kesenian tersebut merupakan bagian budaya milik mereka. Sebab, sejumlah bukti otentik soal Reog hanya ada di Ponorogo.

"Ada napak tilasnya di Ponorogo," katanya.

Berkaca dari polemik ini, Paguyuban Singo Mangku Joyo berharap pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan seni dan budaya di setiap daerah di Indonesia. Supaya, hal serupa tak terulang kembali.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya