Ratusan Haktare Sawah Mengering, Madiun Butuh Tambahan Embung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupetan Madiun mengadu kepada DPRD Madiun terkait kekeringan yang melanda lahan pertanian. Sekitar 220 hektare dari total lahan 32 ribu sawah terdampak musim kemarau.
Kondisi tersebut hampir tiap tahun tejadi. Untuk solusinya, KTNA meminta dewan ikut mendesak pemkab agar menambah embung yang saat ini hanya ada satu. Adapun lokasinya di wilayah Kecamatan Wungu.
1. Embung yang ada tidak mencukupi kebutuhan air petani
Ketua KTNA Kabupaten Madiun Suharno mengatakan, embung yang berada di dekat lokasi wana wisata Grape itu mempunyai kapasitas kurang dari satu juta meter kubik. Saat ini, kondisinya dinyatakannya sudah mengering. Dengan demikian kebutuhan air untuk sawah yang mayoritas ditanami padi tidak tercukupi.
Untuk memenuhi kebutuhan air, ia menyatakan perlu dibangun 19 embung lagi dengan kapasitas masing - masing 1 juta meter kubik air. Adapun lokasinya seperti di wilayah Kecamatan Dagangan dan Kare. "Untuk kajian teknisnya bisa dilakukan dinas terkait," ujar Suharno, Senin (21/10).
2. Sumur pompa dalam tidak memungkinkan digunakan di dataran tinggi
KTNA mengusulkan agar nantinya embung dibangun di daerah lereng Gunung Wilis, wilayah Kecamatan Gemarang, Kare, Wungu, Dagangan, dan Dolopo. Sejumlah daerah itu selalu mengalami kekurangan air lantaran sumbernya mengering.
"Pemanfaatan sumur pompa dalam juga tidak bisa. Berbeda dengan daerah bawah (dataran rendah)," kata Suharno sembari menyebut daerah dataran rendah itu meliputi Mejayan, Balerejo, Kebonsari, Geger, Pilangkenceng, Jiwan, dan Sawahan.
Baca Juga: Kekeringan di Lamongan Meluas, BPBD Suplai 729 Tangki Air ke Warga
3. DPRD menyatakan siap mengawal permintaan petani
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Madiun Mashudi mengatakan bahwa pihaknya akan ikut mengawal permintaan para petani. Apalagi, pihak pemkab telah berencana untuk menambah sejumlah embung sebagai ganti rencana pembangunan waduk yang akhirnya tidak jadi direalisasikan.
Waduk yang pernah direncanakan itu berada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu. Setelah dikaji secara teknis, salah satu faktor digagalkannya karena minimnya sumber air di lokasi tersebut. Maka, untuk mensuplai kebutuhan air perlu dibangun embung.
4. DPUPR merencanakan pembangunan 10 embung
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun Arnowo Widjaya mengatakan bahwa embung yang direncanakan ada 10 buah.
Masing - masing di antaranya berkapasitas 1 juta meter kubik air.
Untuk pembangunannya dilakukan secara bertahap. Sesuai rencana, embung bakal lebih dulu dibangun di wilayah Kecamatan Gemarang dan Kecamatan Dagangan. Hal ini sudah dikoordinasikan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo yang bertugas mengelola sumber daya air.
"Untuk pelaksaannya juga melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (Kabupaten Madiun) yang mengurus soal pembebasan lahannya," ujar Arnowo.
Baca Juga: Sambut Pelantikan Jokowi, Warga Madiun Gelar Panggung Merah-Putih