Mengenal Ponpes Al Fatah Temboro, Pesantren yang Jadi Klaster Baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Magetan, IDN Times – Pondok Pesantren Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan tengah menjadi sorotan nasional dan dunia. Sebab, salah satu lembaga pendidikan Jamaah Tabligh global ini disebut sebagai klaster baru virus Corona atau COVID-19.
Di balik pandemik yang berlangsung, Pesantren Al-Fatah ini memiliki sejarah panjang yang menjadikannya sebagai rujukan santri di Indonesia dan belasan negara lain untuk menimba ilmu. Kini, jumlah santrinya lebih dari 22 ribu.
1. Didirikan oleh tokoh Nahdlatul Ulama
Pesantren yang dikenal dengan sebutan Temboro ini didirikan oleh Kiai Mahmud dan Kiai Ahmad Shodiq, saudara kandungnya pada tahun 1950. Keduanya merupakan tokoh yang terlibat dalam pembentukan pengurus Nahdlatul Ulama pertama di Magetan.
Beberapa tahun kemudian, dibangunlah sebuah pondok dengan kapasitas 50 santri. Pondok itu dibangun di lahan bekas rumah kiai yang mendirikannya. Awalnya pesantren ini menerapkan Thoriqoh al-Naqsyabandiyah seperti halnya pondok lainya. Namun, akhirnya diubah untuk membina Jamaah Tabligh. Jemaah ini memiliki tujuan dakwah nonpolitis dan kembali mempraktikkan ajaran Islam layaknya zaman Nabi Muhammad.
2. Jemaah tabligh dipilih sebagai upaya memakmurkan masjid
Salah seorang Pengurus Harian Pesantren Al-Fatah, Muhammad Syafiq mengatakan bahwa Jamaah Tabligh dipilih sebagai metode pembelajaran sebab dinilai lebih mudah dalam upaya memakmurkan masjid. “Menurut kami, melalui Jamaah Tabligh adalah cara paling mudah,” ujar dia, beberapa hari lalu.
Syafiq menyatakan, sejarah masuknya Jamaah Tabligh di Desa Temboro dimulai pada era tahun 1980-an. Ini setelah pesantren setempat dikunjungi rombongan pendakwah dari Pakistan yang mengenalkan Jamaah Tabligh. Salah seorang pengasuh pondok tertarik untuk belajar lebih lanjut di Pakistan. Beberapa waktu kemudian, amalan tabligh diadopsi di pesantren ini.
Baca Juga: Sepuluh Santri Temboro Asal Kabupaten Madiun Reaktif COVID-19
3. Keberadaan pesantren ikut menopang perekonomian warga desa
Warga Desa Temboro juga antusias dengan amalan tersebut. Mereka turut serta berdakwah dan mengikuti arahan-arahan dari Kiai, seperti dalam hal berpakaian. Bagi lelaki mengenakan jubah dan perempuah memakai burko atau tutup wajah. Hingga kini, Pesantren Al-Fatah Temboro dijadikan sebagai pusat studi Jamaah Tabligh global.
“Bukan pusatnya, dan bukan satu-satunya di dunia. Tetapi, salah satu yang mengembankan Jamaah Tabligh,” kata Syafiq.
Baca Juga: Hasil Rapid Test, Enam Santri Temboro Asal Tuban Reaktif COVID-19