Jelang Pembelajaran Tatap Muka, 16 SD di Madiun Belum Gelar Simulasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Madiun, IDN Times - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Madiun terus mempersiapkan pembelajaran tatap muka yang lama terhenti akibat pandemik COVID-19. Simulasi yang digelar sejak 14-16 Desember 2020 telah rampung dilaksaksanakan di sejumlah sekolah dasar (SD).
Namun, dari 406 SD Negeri tercatat sebanyak 16 lembaga pendidikan yang tidak melangsungkan uji coba pembelajaran tatap muka. Belasan sekolah itu berada di kawasan zona merah, 11 di antaranya di Kecamatan Wungu, empat di Kecamatan Madiun, dan satu di Kecamatan Balerejo.
1. Ada guru yang terpapar COVID-19
Berdasarkan data yang diperoleh IDN Times dari Dinas Dikbud Kabupaten Madiun, tidak berlangsungnya simulasi karena ada warga di sekitar sekolah yang terkonfirmasi COVID-19. Bahkan, ada guru maupun kepala juga terpapar virus yang akhir-akhir ini penyebarannya kian meluas.
Oleh karena itu, pihak pemerintah desa setempat tidak mengeluarkan rekomendasi dimulainya pembelajaran tetap muka di 16 SD yang berada di wilayahnya. Uji coba pun terpaksa ditunda hingga kondisinya dinyatakan aman dari potensi penularan COVID-19.
2. Terhalang rekomendasi pemerintah desa
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Dikbud Kabupaten Madiun, Nur Arif Hendro Karyoto menyatakan, jika memang memungkinkan, ke-16 sekolah itu diharapkan menggelar simulasi pembelajaran tatap muka hingga batas waktu akhir Desember ini. Sebab, sekolah langsung akan digelar pada awal Januari 2021.
"Kalau bisa, simulasi akan dilakukan sebelum pembelajaran tatap muka dilaksanakan," kata dia, Jumat (18/12/2020).
Kegiatan belajar dan mengajar secara langsung direncanakan pada Senin (4/1/2021).
Baca Juga: Pekan Depan, 20 Sekolah di Madiun Langsungkan Pembelajaran Tatap Muka
3. Beberapa sekolah belum melengkapi sarana dana prasarana protokol kesehatan
Arif menegaskan bahwa pihaknya tetap mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkan pihak pemerintah desa. Dalam hal ini juga berkoordinasi dengan Tim Satgas COVID-19 tentang dapat dimulainya atau tidak pembelajaran tatap muka di masing - masing sekolah.
Selain itu, pihak Dinas Dikbud juga mengevaluasi kesiapan sarana dan prasarana yang disediakan oleh sekolah.
"Dari beberapa simulasi yang sudah dijalankan, memang masih ada beberapa kekurangan. Seperti kurangnya thermo gun," ujar Arif.
4. Harapkan tidak muncul klaster sekolah
Ia menyatakan bahwa dimulainya pembelajaran tatap muka di sekolah harus mematuhi protokol kesehatan. Fasilitas seperti wastafel untuk cuci tangan menggunakan sabun, pengaturan jarak bangku dan penyediaan masker harus disiapkan. Hal ini untuk menjamin tidak meluasnya penyebaran COVID-19 dan memunculkan klaster sekolah.
Baca Juga: Pemkab Madiun Putuskan Gelar Sekolah Tatap Muka Bulan Depan