Mall Pelayanan Publik di Banyuwangi Juga Jadi Destinasi Wisata

Target 50 ribu wisatawan belajar di Mall Pelayanan Publik

Banyuwangi, IDN Times - Wisata di Kabupaten Banyuwangi tidak hanya tentang keindahan pantai, taman nasional, hutan, dan gunung yang dimiliki. Pelayanan publik seperti pengurusan data kependudukan KTP, Kartu Keluarga, surat nikah, izin usaha, juga menjadi destinasi wisata. 

Baca Juga: Puan Maharani Apresiasi Mall Pelayanan Publik Banyuwangi

1. Mall Layanan Publik jadi daya pikat kunjungan wisata

Mall Pelayanan Publik di Banyuwangi Juga Jadi Destinasi WisataDok. IDN Times/Istimewa

Banyuwangi memiliki Mall Pelayanan Publik yang bisa memikat kunjungan wisatawan kinerja dari kalangan intansi pemerintah daerah kabupaten, kota dan provinsi hingga pusat, sebagai studi tiru atau studi banding. Layanan tersebut telah beroperasi sejak 6 Oktober 2017 lalu.

Mall Pelayanan Publik, menyajikan 199 jenis layanan administrasi dalam satu atap, mulai dari pengurusan kependudukan, hingga lintas instansi seperti pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), kepolisian, Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) juga tersedia di Mall Pelayanan Publik. 

2. Menargetkan 50 ribu wisatawan kinerja

Mall Pelayanan Publik di Banyuwangi Juga Jadi Destinasi WisataDok. IDN Times/Istimewa

Tahun ini, Pemkab Banyuwangi menargetkan 50 ribu wisatawan kinerja yang berkunjung ke Mall Pelayanan Publik. Sementara di tahun 2017, wisatawan kinerja dari dalam negeri di Banyuwangi sudah mencapai 39.000 orang. 

"Tahun ini target kami 50.000 wisatawan kinerja. Dalam setahun, tidak kurang 39 ribu tamu mengunjungi mal pelayanan publik untuk belajar pengelolaannya. Ke depan akan kami desain, agar mereka usai mengunjungi mal, bisa langsung berbelanja dan membeli oleh-oleh di pasar sebelahnya," ujar Anas, di Kantor Pemkab Banyuwangi beberapa waktu lalu, Kamis (9/10).

Baca Juga: Pasca IMF, Banyuwangi Terima Hibah Alat Teknologi Senilai Rp1,7 M

3. Mall Pelayanan Publik jadi rujukan daerah lain

Mall Pelayanan Publik di Banyuwangi Juga Jadi Destinasi WisataDok. IDN Times/Istimewa

Dari kunjungan tersebut, kata Anas, model pelayanan publik di Banyuwangi telah membuat banyak daerah untuk bersinergi, khususnya di bidang inovasi yang dimiliki.  

"Telah banyak daerah berkunjung ke Banyuwangi untuk melakukan kolaborasi guna meningkatkan pelayanan publik. Wisata studi pelayanan publik itu ikut berkontribusi menggerakkan ekonomi lokal, karena jumlahnya dalam setahun bisa mencapai 100.000 orang. Tercatat ada lebih dari 20 program pelayanan publik kami yang diadopsi berbagai daerah lain di Indonesia. Kami merangkainya sebagai kolaborasi, karena kami juga belajar dari daerah-daerah tersebut,” paparnya

4. Model pelayanan di Mall Pelayanan Publik

Mall Pelayanan Publik di Banyuwangi Juga Jadi Destinasi WisataDok. IDN Times/Istimewa

Sistem pelayanan di Mall Pelayanan Publik, diberikan menggunakan model self service, quick service, dan long service. Sitem self service bisa langsung diselesaikan di tempat seperti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dan terkait tata ruang. 

Kemudian quick service, jenis pelayanan yang tidak membutuhkan tinjau lapang, sehingga bisa langsung jadi dalam hitungan menit, seperti surat ijin usaha perdagangan, izin apotik dan praktik bidan. 

Kemudian kategori long service, membutuhkan tinjau lapang, sehingga membutuhkan waktu antara 3-10 hari seperti izin mendirikan bangunan dan izin operasi industri. 

Dengan model tersebut, pihaknya tidak ingin mendengar kabar adanya keluhan tentang pungutan liar dan laporan masyarakat yang dipimpong dalam hal administrasi.

"Saya tidak ingin lagi masih ada pungutan liar, rakyat dipimpong, prosesnya lama. Dan di sini target kami dipermudah semua. Sehingga orang cukup duduk, sudah bisa mendapatkan pelayanan. Jelas, cepat dan mudah. Masyarakat tidak perlu lagi keliling dari kantor ke kantor. Ke depan harus akuntabel dan transparan," paparnya. 

5. Harapan untuk Mall Pelayanan Publik

Mall Pelayanan Publik di Banyuwangi Juga Jadi Destinasi WisataDok. IDN Times/Istimewa

Dia berharap destinasi wisata pelayanan publik tersebut tidak hanya menjadi magnet kunjungan wisatawan namun juga bisa meningkatkan motivasi aparat pelaksana pelayanan publik.

“Ini sudah terbukti. Seperti di Desa Kampunganyar, Tamansari, Ketapang, yang selama ini hampir setiap hari dikunjungi berbagai daerah di Indonesia, aparat desa di sana semakin rajin dan profesional dalam menjalankan tugas karena mereka ingin menunjukkan yang terbaik. Mereka banyak melakukan inovasi,” ujarnya.

Baca Juga: Menkeu Hibahkan 500 Laptop Bekas IMF Untuk Bali Hingga Banyuwangi

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya