Di Banyuwangi, Ngopi Bisa Bayar dengan Sampah

Sampah punya nilai, jangan buang sembarangan

Banyuwangi, IDN Times - Bila memiliki sampah, sebaiknya dikumpulkan untuk ditukarkan dengan secangkir kopi. Layanan ini diberikan oleh Novian Dharma Putra (32), salah satu pedagang kopi keliling yang dia namai Mobile Cafe (Moca) di Kabupaten Banyuwangi.

1. Ajak bijak terhadap sampah

Di Banyuwangi, Ngopi Bisa Bayar dengan SampahIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Novian memanfaatkan motor gerobak untuk berdagang kopi-kopi Nusantara. Ide menerima sampah untuk secangkir kopi, dia lakukan tidak hanya kepentingan bisnis, melainkan edukasi agar bijak memperlakukan sampah.

"Tujuannya untuk mengenalkan kepada masyarakat luas bahwa sampah itu masih punya nilai. Ketika tahu punya nilai, bergerak untuk tidak lagi buang sampah sembarangan dan bisa membuat gagasan baru terkait sampah," ujar Novian saat ditemui di stand pameran Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) di Gor Tawangalun, Banyuwangi, Rabu (26/6).

2. Punya metode agar tidak rugi

Di Banyuwangi, Ngopi Bisa Bayar dengan SampahIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Menurutnya, sampah-sampah yang dia terima dari pelanggan, dengan standar minimal sekantung sampah untuk secangkir kopi, rata-rata senilai Rp2000 hingga Rp3000. Sementara harga kopi secangkir sebenarnya seharga Rp 8000.

Agar tidak mengalami kerugian secara bisnis, Novian sengaja membuat perhitungan dengan meningkatkan nilai jual kopinya sebesar 5-10 persen, untuk menyubsidi diri sendiri melakukan program tukar sampah dengan kopi. Program tukar sampah ini dia lakukan setiap hari Jumat.

"Harga dinaikkan 5-10 persen untuk subsidi program sampah ini. Harga sampah Rp2000-3000, kalau harga kopinya Rp8000," jelasnya.

Baca Juga: Dihantam Truk Trailer, Pria Asal Lamongan Tewas Saat Ngopi

3. Bebas pilih kopi

Di Banyuwangi, Ngopi Bisa Bayar dengan SampahIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Kali ini, Novian bisa berdagang di stand di pameran PIRN, bersanding dengan puluhan pameran karya inovasi dan ilmiah sekolah karena mendapat undangan dari Forum Banyuwangi Sehat (FBS). PIRN sendiri digelar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan peserta 1000 pelajar dari ratusan kota di Indonesia.

"Di pameran ini saya full melayani penukaran sampah, karena juga dibantu oleh FBS," katanya.

Sejak membuka lapak pada, Sabtu (23/6) di pameran PIRN sudah terdapat 7 orang yang menukar sampahnya untuk mendapatkan secangkir kopi. Pameran tersebut berlangsung hingga Minggu (30/6).

"Bisa menukar sampah sebanyak satu kantong besar itu dengan secangkir kopi. Kopinya terserah, mau pilih arabica atau yang robusta, tapi khusus dengan metode seduh manual tubruk," jelasnya.

4. Memenuhi cita-cita almarhum

Di Banyuwangi, Ngopi Bisa Bayar dengan SampahIDN Times/Mohamad Ulil Albab

 

Sejak akhir 2018 menekuni bisnis kopi keliling, Novian juga aktif memanfaatkan sampah menjadi barang yang lebih bernilai dengan seni decoupage hingga membuat bank sampah di tempat tinggalnya, perumah Agus Salim Residence, Banyuwangi.

"Ini cita-cita almarhum bapak ingin buka warung kopi, saya wujudkan, saya bikin mobile cafe agar semua orang bisa menikmati kopi dimana saja, tidak harus di cafe," ujarnya.

Di motor gerobaknya, Novian membawa aneka kopi Nusantara, mulai dari Papua, Dampit, Toraja, Telemung, Gombengsari, dan Aceh Gayo.

Pengunjung bisa menyaksikan langsung proses menyeduh kopi dengan berbagai alat manual yang tersedia, mulai dari V 60, Moka Pot, Vietnam drip, French Press, Aeropress Coffe hinga manual grinder.

Baca Juga: Risma Sakit, Pengurus Masjid hingga Bupati Banyuwangi Kirim Doa

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya