Curah Hujan Tinggi Diduga Picu Lenturnya Dinding Lava Semeru 

Tim PVMBG masih mencari penyebab pasti

Lumajang, IDN Times - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengatakan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru sebenarnya relatif kecil pada level II (waspada). Tim-nya sedang memantau kondisi di lapangan mengapa muntahan awan panas dan lava Gunung Semeru bisa mengeluarkan material skala besar.

1. Dipicu hujan tinggi

Curah Hujan Tinggi Diduga Picu Lenturnya Dinding Lava Semeru Ilustrasi Hujan. IDN Times/Sukma Shakti

Dugaan sementara, muntahan larva dipicu curah hujan yang tinggi, sehingga membuat rapuh dinding kaldera semeru. Sebab erupsi Gunung Semeru berlangsung cepat tanpa ada tanda-tanda akan terjadi erupsi besar sebelumnya.

"Curah hujan tinggi memicu larva, erupsi guguran awan panas. Dari kegempaan sebenarnya, tidak ada aktivitas berlebihan. Kegempaan, relatif biasa saja. Tim di lapangan masih memantau data di lapangan kemungkinan ada kaitan dengan curah hujan yang membuat lenturnya bibir larva," ujar Eko saat konferensi pers yang digelar BNPB secara virtual, Sabtu malam (4/12/2021)

Baca Juga: Bertambah, Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Jadi 2 Orang

2. Kegempaan kecil

Curah Hujan Tinggi Diduga Picu Lenturnya Dinding Lava Semeru Ilustrasi gempa bumi (IDN Times/Sukma Shakti)

Dari data sementara, luapan awan panas Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember pukul 14:50 WIB. Terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi 5160 detik, Pada Pukul 16.40 WIB, Getaran pada seismograf sudah mengecil.

"Visual letusan tidak teramati. Erupsi ini. Tingkat aktivitas Gunung Semeru Level II (Waspada). Dan debu vulkanik mengarah ke sisi barat," jelasnya.

3. Kawasan Lumajang terdampak

Curah Hujan Tinggi Diduga Picu Lenturnya Dinding Lava Semeru Warga melihat alat berat yang terkubur akibat lahar panas erupsi Gunung Semeru di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2020) (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang melaporkan dampak terparah akibat erupsi Gunung Semeru berada di dua kecamatan, Pronojiwo meliputi Desa Oro-oro Ombo, Desa Sumberurip, Supiturang, Curah Kobokan.

Kemudian di Kecamatan Candipuro meliputi Desa Sumberwuluh, Dusun Kamarkajang dan Desa Sumbermujur. Kawasan tersebut memang berada di kaki Gunung Semeru dan menjadi yang terparah sejak erupsi pada Sabtu sore (4/12/2021).

Sementara itu, dampak sebaran abu vulkanik telah menyebar hingga 9 kecamatan di Lumajang, seperti Ampelgading, Tirtoyudo, Pagelarab, Wajak, Kepanjen, Dampit, Bantur, Kepanjen dan Turen.

Baca Juga: Data Kemenkes: 45 Orang Luka Bakar Akibat Erupsi Gunung Semeru

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya