Surabaya, IDN Times - Pasca-kasus pembunuhan dan pemerkosaan remaja perempuan di Benteng Kedung Cowek Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya belum ingin melakukan sweeping atau patroli di daerah sepi yang berpotensi terjadi hal-hal negatif. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, daerah sepi di setiap titik di Kota Surabaya telah dijaga oleh warga masing-masing. Sehingga, sweeping tidak dilakukan. 

"Enggak (Sweeping), karena Di sana itu kan dijaga oleh warganya sendiri," ujar Eri, Senin (15/5/2023).

Eri mengatakan, yang perlu ditekankan adalah bentuk perhatian orangtua kepada anaknya. Orang tua harus selalu menjaga anaknya agar tidak terlibat hal-hal negatif, seperti potensi terjadi kekerasan seksual. 

"Tapi yang jadi masalah itu tadi, bukan itunya. Tapi arek-arek Suroboyo, ibue ayo dijogo anak-anake (tapi anak-anak Surabaya, ibunya ayo dijaga anak-anaknya)," kata dia. 

Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Surabaya, Juliana Evawati meminta Pemkot Surabaya, dalam hal ini Satpol PP untuk gencar melakukan sweeping atau patroli di tempat-tempat pemicu terjadinya hal-hal negatif.

Tak dapat dipungkiri, kata dia, tindak kejahatan seperti pemerkosaan dapat terjadi di mana saja, termasuk di Benteng Kedung Cowek dan sekitarnya. Apalagi, selama ini, Benteng Kedung Cowek memang kerap menjadi tempat muda-mudi berpacaran. 

"Banyak sekali tempat-tempat di Surabaya ini yang rawan digunakan untuk hal-hal negatif. Saya berharap pemerintah Surabaya harus sweeping," ujar wanita yang akrab disapa Jeje itu. 

Pernyataan tersebut Jeje keluarkan pasca adanya penemuan jenazah remaja berinisial N (15) di Benteng Kedung Cowek pada (7/5/2023) lalu setelah hilang hampir 3 minggu. Hasil penyidikan polisi, N dihabisi oleh mantan pacar korban berinisial Y (16) dan dibantu temannya R (14).

Motif Y melakukan itu karena cemburu dan ingin menguasai ponsel N. Bukan cuma itu, sebelum dihabisi, Y sempat memperkosa N.

Baca Juga: Remaja Tewas di Benteng, DPRD Surabaya Minta Pemkot Gencar Sweeping