Cerita Perawat di Lamongan, Kena COVID-19 dan Sempat Dikucilkan

Pernah mendapatkan perlakuan kurang baik dari tetangga

Lamongan, IDN Times - Sebagai tenaga medis yang bertugas menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona, perasaan takut dan was-was selalu menghantui para perawat. Hal itu pula yang dialami oleh Munfada Maulidiya Agustin (28). Perawat yang setiap hari bekerja di bagian Unit Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum (RSU) Muhammadiyah Babat ini bahkan harus menjalani isolasi mandiri selama 10 hari karena terjangkit COVID-19. Dengan segala risiko tersebut, ia memilih kembali ke gelanggang.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ini Daftar Perawat di Jatim yang Gugur karena COVID-19

1. Tidak tahu tertular virus corona dari mana

Cerita Perawat di Lamongan, Kena COVID-19 dan Sempat DikucilkanRumah sakit umum Muhammadiyah Babat. IDN Times/Imron

Maulidiya sendiri saat itu tak tahu tertular virus corona dari mana. Ia hanya merasakan sakit pada tubuhnya serta demam selama sehari. Maulidiya pun tak menyangka bahwa akhirnya divonis terpapar COVID-19. Sebab, selama ia bertugas di IGD pihak rumah sakit sudah memberikan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan SOP.

"Biasanya kita hanya pakai APD masker dan sarung tangan. Tapi setelah ada wabah, kita dianjurkan untuk memakai APD lengkap," kata Maulidiya, Kamis (18/03/2021). Nyatanya, APD tak menjaminnya bebas dari COVID-19. 

2. Terpapar COVID-19, Maulidiya malah sempat dikucilkan tetangga

Cerita Perawat di Lamongan, Kena COVID-19 dan Sempat DikucilkanMunfada Maulidiya Agustin Salah seorang perawat rumah sakit di Lamongan. IDN Times/Imron

Setelah dipastikan tertular, ia pun menjalani isolasi mandiri 10 hari di rumah. Bukannya mendapat dukungan, keluarga Maulidiya malah dijauhi para tetangga. Namun, ia memilih memakluminya. Sebab, saat itu memang sosiaslisasi belum terlalu masif sehingga banyak masyarakat yang mengucilkannya.

"Ya diomongin yang kurang baik la mas di belakang saya. Tapi saya tidak apa ini mungkin bagian risiko dari tugas saya," kata wanita asal Kabupaten Tuban ini.

3. Selalu mendapat dukungan dari rumah sakit tempat ia bertugas

Cerita Perawat di Lamongan, Kena COVID-19 dan Sempat DikucilkanRumah sakit umum Muhammadiyah Babat. IDN Times/Imron

Beruntung, situasi saat itu tidak membuat dirinya putus asa. Sebab, selama menjalani isolasi mandiri ia selalu didukung oleh pihak rumah sakit serta rekan sejawatnya.

"Tapi sekarang Alhamdulillah masyarakat sudah banyak yang mengerti penyakit COVID-19 ini, jadi keluarga dan saya sudah dianggap seperti biasanya oleh para tetangga," kata dia.

"Ya harapan kami semoga wabah virus corona ini segera selesai dan untuk insentif yang dijanjikan oleh pemerintah daerah bagi perawat itu sudah diajukan oleh pihak rumah sakit dan berharap bisa dicairkan," ia menambahkan.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ini Daftar Dokter di Jatim yang Gugur karena COVID-19

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya