Banjir di Lamongan Semakin Meluas, 17 Kecamatan Terendam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lamongan, IDN Times - Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Lamongan selama empat hari semakin meluas. Hingga Selasa (14/4), sudah ada 9.610 rumah warga di 17 kecamatan yang terendam. Ketinggian banjir yang menerjang pemukiman warga bervariasi, antara 40-70 cm.
Kasi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Muslimin mengatakan, banjir di Lamongan yang semakin meluas disebabkan karena intensitas curah hujan tinggi. Selain itu, jebolnya tanggul sungai anak Bengawan Solo di Kecamatan Turi juga turut membuat air meluber.
1. Warga memilih untuk tetap bertahan di rumah
Sebagian warga yang rumahnya dikepung banjir memilih untuk tetap bertahan di dalam rumah masing-masing. Warga enggan dievakuasi petugas BPBD Kabupaten Lamongan karena sudah terbiasa menghadapi banjir tahunan.
"Karena warga ingin tetap bertahan di rumah. Jadi BPBD Lamongan belum membuat dapur umum ataupun melakukan evakuasi," jelasnya.
2. Tanggul sungai yang jebol sudah diperbaiki
Meski tidak mau dievakuasi, tapi petugas BPBD Kabupaten Lamongan tetap bersiaga dan terus memberikan bantuan logistik bagi warga yang terdampak. Sementara untuk tanggul sungai di Kecamatan Turi yang jebol, juga sudah diperbaiki.
"Sudah kami perbaiki dan sampai sekarang juga masih dikerjakan. Tidak hanya itu, kami juga memfungsikan sejumlah pompa air di Kecamatan Babat untuk menyedot air dan dibuang ke sungai," jelasnya.
Baca Juga: Diguyur Hujan Selama 5 Jam, Belasan Desa di Kabupaten Madiun Banjir
3. Kecamatan Babat dan Turi paling parah terendam banjir
Sementara dari 17 kecamatan, lanjut Muslimin, banjir yang paling parah terjadi di dua kecamatan yakni Babat dan Kecamatan Turi. Di wilayah Kecamatan Babat sendiri, banjir merendam 5.161 rumah yang tersebar di 13 desa. Sedangkan di Kecamatan Turi, ada 1976 rumah yang terdampak banjir.
"Yang paling parah Babat dan Turi mas. Ya kami berharap semoga tidak terjadi hujan lagi, sehingga banjir ini cepat surut," harapnya.
4. Banjir tahun ini lebih parah dibandingkan sebelumnya
Selain menggenangi permukiman warga, banjir juga menyebabkan sejumlah tambak ikan milik petani dan 600 hektar sawah terendam.
"Kalau kita bandingkan dengan tahun kemarin, mungkin lebih besar ini kejadiannya, karena bersamaan dengan tinggi air Bengawan Solo. Sehingga, air yang dari Bengawan Jero ini tidak bisa dikeluarkan," pungkasnya.
Baca Juga: Rendam Rumah, Banjir di Lamongan Juga Memutus Jalan Lintas Kabupaten