Aktivis Lingkungan Tuban Sebut Pemerintah Abai pada Kerusakan Alam

Yuk kita jaga lingkungan agar bisa diwariskan ke anak cucu

Tuban, IDN Times- Aktivis mahasiswa pencinta alam (Mapala) seluruh Kabupaten Tuban, mengelar aksi damai di Bundaran Patung Letda Soecipto, Minggu (6/1). Dalam aksinya massa juga mengelar aksi teatrikal, yang menggambarkan pentingnya menjaga alam yang mulai rusak oleh tangan-tangan manusia.

Aksi itu juga menyinggung pemerintah setempat abai terhadap kerusakan lingkungan alam yang setiap harinya terjadi, seperti kegiatan eksploitasi penambangan. Sebagai pemangku kebijakan, pemerintah seharusnya tidak membiarkan kerusakan ini terus terjadi.

"Aksi ini sebagai wujud kepedulian kami terhadap lingkungan alam yang mulai rusak," kata koordinator aksi, Luqman, kepada sejumlah wartawan.

Baca Juga: Diduga Lapar, Kera Liar Masuk ke Pemukiman Warga di Tuban 

1. Banyak sumber mata air yang mengering

Aktivis Lingkungan Tuban Sebut Pemerintah Abai pada Kerusakan AlamIDN Times/ Imron

Pentas treatrikal itu diperankan oleh tujuh orang. Empat personel berperan sebagai tanah satu sebagai tanaman, yang mengartikan bahwa di Tuban banyak mata air yang sudah mengering karena sejumlah kawasan hutan mulai dirusak.

Hal ini membuat tanah-tanah berebut pohon agar tidak adalagi tanah yang gundul. "Jadi di Tuban bayak sumber mata air yang kering, sebelum kami lakukan ini, kami ada survei di lapangan dengan pendataan sumber mata air. Banyak yang sudah mengering," katanya.

2. Haul pendiri Mapala pertama di Tuban

Aktivis Lingkungan Tuban Sebut Pemerintah Abai pada Kerusakan AlamIDN Times/ Imron

Menurut Luqman, aksi unjuk rasa yang dilakukan aktivis pencinta lingkungan ini juga sebagai bentuk rangkaian peringati wafatnya aktivis lingkungan, almarhum Edy Thoyibi yang ke-2. Edy Thoyibi sediri dikenal sebagai aktivis yang kerap menyuarakan pentingnya menjaga lingkungan di Bumi Wali Tuban. 

"Aksi ini juga merupakan bentuk haul aktivis almarhum Edy Thoyibi yang ke-2, beliau merupakan pendiri pertama aktivis pencinta alam di Tuban," katanya.

3. Semangat untuk menjaga lingkungan

Aktivis Lingkungan Tuban Sebut Pemerintah Abai pada Kerusakan AlamIDN Times/ Imron

Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai aktivis yang tidak suka terhadap kerusakan lingkungan alam di Tuban. Semangat inilah yang terus dijaga oleh kelompok mahasiswa yang menyukai hobi mendaki gunung tersebut.

Sebagai pelopor pertama pendiri Mapala di Bumi Ronggolawe Tuban, generasi berikutnya perlu mencontoh kebiasaan baik yang sudah ditanamkan pada generasi muda berikutnya.

"Beliau tidak suka dan tidak setuju dengan adanya  kerusakan  alam yang ada  di  Tuban," tambahnya.

4. Tanam ratusan pohon

Aktivis Lingkungan Tuban Sebut Pemerintah Abai pada Kerusakan AlamIDN Times/ Imron

Usai mengelar ada unjuk rasa, sejumlah mahasiswa pencinta alam ini juga menjadwalkan kegiatan tanam pohon di sejumlah titik lokasi sumber air. Ada lima lokasi yang akan menjadi titik fokus rangkaian kegiatan Haul tersebut.

Tujuan dari penanaman bibit pohon sendiri yakni untuk menjaga ekosistem lingkungan hidup dan tentunya menjaga bencana banjir yang kerap terjadi di Tuban setiap datangnya musim penghujan.

5. Mahasiswa juga mengelar tahlil bersama

Aktivis Lingkungan Tuban Sebut Pemerintah Abai pada Kerusakan AlamIDN Times/ Imron

Sebelumnya, mahasiswa juga mengelar kegiatan tahlil bersama yang diikuti puluhan masa. Acara tahlil sediri berlangsung di Kampus Universitas Terbuka.

Selain itu, massa juga mengelar acara 1000 tanda tangan kepada penguna jalan yang tengah melakukan aktivitas car free day di lokasi aksi. Harapannya, banyak masyarakat yang peduli terhadap lingkungan alam.

"Mari kita semangat menjaga lingkungan jangan sampai alam yang indah ini rusak sehingga anak-anak cucu kita tidak bisa menikmati keindahan alam ini,"tegasnya.

Baca Juga: Gelombang Tinggi Tak Surutkan Warga Tuban Berwisata di Pantai

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya