2. Meneruskan cita-cita ayahnya semasa hidup

Nadhifa menyampaikan, papanya juga merupakan alumnus ITS, tepatnya program Magister (S-2) di Magister Manajemen Teknologi (MMT) ITS. Ketika diwisuda pada Oktober 2009, papanya meyakinkan kepada Nadhifa yang saat itu masih berusia 10 tahun bahwa ia pasti juga bisa lulus dari ITS. Sembari meminjamkan ijazah dan toga kepada sang anak, ayah Nadhifa berdoa tulus bagi putri sulungnya itu agar bisa memegang ijazah miliknya sendiri.

"Seperti ada malaikat lewat, pernyataan tersebut sungguh terwujud bahkan di kampus yang sama dengan ayah,” kenang Nadhifa.

3. Memang tertarik berkuliah di ITS

Takdir seperti mengabulkan keinginan sang ayah. Nadhifa, ternyata memang tertarik pada salah satu departemen di ITS tepatnya Departemen Teknik Geofisika. Setelah berhasil masuk menjadi mahasiswa ITS pada 2017, tekatnya untuk menuntaskan studi dan meneruskan cita-cita sang ayah semakin bulat.

“Memang sejak awal sudah tertarik dengan departemen pilihan saya dan saya rasa ITS memang tempat yang tepat. Berani memulai sesuatu artinya berani bertanggung jawab hingga akhir,” ungkapnya.

4. Meringankan beban ibu dan pesan ayah jadi motivasi tuntaskan kuliah

Salah satu motivasi terbesarnya untuk segera lulus adalah meringankan beban sang ibu. Selama 7 tahun, ibunya menjadi tulang punggung keluarga sejak kepergian ayahnya pada 2013. Ia pun ingin segera menggantikan beban sang ibu untuk membantu biaya kehidupan bagi dua adiknya.

"Semoga pencapain ini dapat mengisi ruang bangga di hati mama,” harapnya.

Motivasi lain yang menemani perjalanan kuliah Nadhifa adalah pesan sang ayah yang selalu mengatakan bila sang ayah saja bisa, pasti dirinya juga mampu melewati hal tersebut. Setiap menghadapi kesulitan, pesan ayahnya sekaan menjadi penguat. 

"Apapun yang masih berada di bawah langit ini semua pasti bisa dipelajari bila ada kemauan," pungkasnya.

Baca Juga: Tiga Mahasiswa ITS Bikin Alat Deteksi Alkohol pada Parfum