RS Terapung Ksatria Airlangga Sasar 15 Pulau Terpencil di Madura

Untuk edukasi dan vaksinasi COVID-19

Surabaya, IDN Times - Pulau-pulau terluar di wilayah Pulau Madura menjadi salah satu pekerjaan rumah dalam jangkauan vaksinasi COVID-19. Untuk itu, Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) meluncurkan program Misi Madura Sadar Covid-19 (MARCO-19) yang akan menyasar 15 pulau kecil untuk melaksanakan edukasi dan vaksinasi COVID-19.

1. Misi MARCO-19 bawa berbagai tujuan mulia

RS Terapung Ksatria Airlangga Sasar 15 Pulau Terpencil di MaduraPeluncuran Kapal RSTKA dalam misi MARCO-19 ke pulau-pulau kecil di Madura. Dok. Tangkapan layar

Direktur RSTKA, dr. Agus Hariyanto, Sp.B., menjelaskan, Kapal RSTKA akan berlabuh di pulau-pulau kecil dalam wilayah Pulau Madura. Pada misi ini, pihaknya menyediakan berbagai layanan kesehatan termasuk rujukan, vaksinasi, dan utamanya edukasi mengenai COVID-19.

"Awalnya kami akan langsung melaksanakan vaksinasi, namun dari berbagai pertimbangan teknis dan sosial kemasyarkatan, kami akan memulainya dengan edukasi dan internasilsasi serta penyadaran pada masyarakat terlebih dahulu tentang COVID-19 dan seluk-beluknya," ujarnya dalam peresmian misi tersebut, Sabtu (94/9/2021).

2. Agar warga di pulau terpencil merasakan keadilan sosial

RS Terapung Ksatria Airlangga Sasar 15 Pulau Terpencil di MaduraKapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang siap menyasar pulau-pulau kecil di Madura. Dok. Tangkapan layar

Misi ini pun diharap bisa memberi manfaat bagi berbagai pihak. Bukan hanya untuk masyarakat yang disasar, namun juga bagi relawan dokter yang ikut berpartisipasi sebagai bentuk riset. Keuntungan juga dapat dirasakan pemerintah dalam bentuk percepatan vaksinasi.

Beberapa pulau yang akan disinggahi oleh Kapal RSTKA adalah Kalianget, Sapudi, Raas, Arjasa, Kangayan, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil, Sapeken, Sepanjang, Gili Raja, Gili Genting, Gili Iayang, Masalembu, Masakambing dan Karamian. Perjalanan dimulai sejak 4 September hingga 4 Oktober 2021.

"Demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, harus ada yang mau hadir memberikan sentuhan kasih untuk mereka. Agar tidak ada seorangpun orang-orang pulau terpencil yang merasa terabaikan dan menganggap Pancasila hanya ada di buku komik. Misi yang tidak mudah, memang. Tetapi terhadap setiap tantangan yang dihadapi, RSTKA selalu meyikapi sebagai suatu peluang. Inilah suatu peluang emas bagi RSTA untuk berbagi kasih dalam kerendahan hati untuk orang-orang pulau,” tutur Agus.

3. Khofifah titip periksa kondisi kelangkaan air

RS Terapung Ksatria Airlangga Sasar 15 Pulau Terpencil di MaduraGubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam acara peluncuran RSTKA. Dok. Tangkapan layar

Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menitip pesan kepada para relawan di Kapal RSTKA. Ia mendapat laporan bahwa tengah terjadi kelangkaan air di beberapa pulau kecil di Madura. Ia berharap, relawan RSTKA bisa membantu memberikan informasi dan gambaran nyata mengenai kondisi di lapangan.

"Kegiatan semacam ini akan meyatukan gerakan, memberikan layanan bagi masyarakat. Strong partnership sangatlah dibutuhkan dalam memberikan layanan di kepulauan. Edukasi, kehadiran kampus, relawan yang educated, akan memberikan semangat anak-anak di kepulauan untuk tumbuh dan membangun cita-cita setinggi-tingginya," ungkap Khofifah.

Baca Juga: Gresik Jadi Pusat Vokasi Unair, Kelas Baru untuk Tiga Prodi Dibuka

4. Musuh yang akan dihadapi adalah hoaks

RS Terapung Ksatria Airlangga Sasar 15 Pulau Terpencil di MaduraPara relawan Kapal RSTKA bersama Rektor Unair Prof M Nasih. Dok Istimewa

Rektor Unair, Prof. Dr. dr. Mohammad Nasih, SE.MT.Ak. mengingatkan bahwa salah satu kendala utama upaya vaksinasi COVID-19 di wilayah kepulauan adalah kurangnya edukasi masyarakat. Warga di sana mudah termakan hoaks yang beredar sehingga kerap menolak divaksinasi. Oleh karena itu, misi MARCO-19 ini akan cukup berat untuk melawan disinformasi dan misinformasi yang terlanjur dipercaya oleh masyarakat.

“Teruslah berkontribusi, jaga kesehatan, ikuti prokes. Kehati-hatian sangat diperlukan karena jauh dari daratan. Jaga almamater. Ini adalah bukti bakti Unair, untuk hadir di setiap persoalan yang ada. Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada semua relawan dan mohon maaf apabila belum semua pulau bisa dikunjungi,” pungkas Nasih.

Baca Juga: Kreatif! Mahasiswa Unair Buat Hand Saniziter dari Lendir Bekicot

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya