Pencarian Rani dan Belasan Korban di Tambang H Satuhan

Detik-detik hilangnya Rani hingga sulitnya proses pencarian

Lumajang, IDN Times - Adhim Wahyu Imam Santoso baru turun dari lokasi pencarian para korban erupsi Gunung Semeru sekitar pukul 17.00 WIB, Rabu (8/12/2021). Dengan mengenakan seragam loreng, dia duduk di pelataran toko warga yang sudah tutup di depan Lapangan Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Wahyu, sapaan karibnya, baru selesai melakukan upaya pencarian sang kakak, Ashri Wahyu Sinurani (26) yang hilang akibat erupsi Semeru.

Rani merupakan salah satu korban erupsi Semeru yang diduga berada di Tambang Pasir H Satuhan, salah satu lokasi terdampak bencana. Tambang yang terletak di antara dua dusun ini terkubur material pasir dan batu dari guguran lahar Semeru. Tak hanya menelan belasan korban, lokasi tambang itu juga merupakan salah satu medan yang sulit. Pencarian Rani pun membutuhkan tenaga dan usaha yang besar.

1. Rani sempat mengunggah video sebelum hilang

Pencarian Rani dan Belasan Korban di Tambang H SatuhanSuasana Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh sekitar Gunung Semeru setelah erupsi pada Jumat (10/12/2021). (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Wahyu bercerita, pada Sabtu (4/12/2021) sore, ia melihat status Whatsapp yang diunggah oleh kakaknya. Di video unggahan itu, Rani terdengar ceria. Perempuan yang sedang mengandung dengan usia kehamilan 6 bulan ini menyuruh para pekerjanya untuk pulang. Sesekali Rani cekikian sambil menyorot puncak Gunung Semeru yang terus menerus mengeluarkan gumpalan awan kelabu.

Awalnya, Wahyu tak berpikir banyak saat melihat video itu. Tak lama kemudian, kabar erupsi Gunung Semeru menyebar. Panik, ia pun mencoba menghubungi kakaknya, nihil. Wahyu kemudian menghubungi keluarganya yang lain, tak satu pun berhasil berkontak dengan Rani. Wahyu yang ketika itu sedang berada di Cilandak, Jakarta Selatan pun meminta izin kepada komandannya untuk pergi ke Lumajang, mencari sang kakak.

"Ndan, mohon izin. Keluarga saya kena musibah. Saya mohon izin mencari kakak saya," ujar Wahyu saat menirukan izinnya ketika itu.

Wahyu baru mendapat izin pada Senin (6/12/2021) sore. Sementara ayah dan ibunya sudah terlebih dahulu berangkat sejak Minggu (4/12/2021) dini hari. Mereka sama-sama tak tenang, mencari keberadaan sang kakak sulung.

Baca Juga: Meja Makan Selamatkan Ngatiyem dari Awan Panas Erupsi Gunung Semeru

2. Rani tak ditemukan di pengungsian

Pencarian Rani dan Belasan Korban di Tambang H SatuhanSuasana Dusun Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh sekitar Gunung Semeru setelah erupsi pada Jumat (10/12/2021). (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Sesampainya di Lumajang, Wahyu dan keluarganya sempat mencari Rani di berbagai pengungsian. Ke sana ke mari, Wahyu mencari daftar pengungsi atas nama Rani. Sempat ia diinformasikan ada yang bernama Rani, namun ternyata dia masih gadis cilik.

Keesokan harinya, Wahyu seorang diri berusaha untuk mencari kakaknya di lokasi Tambang H Satuhan. Ia kemudian bertemu dengan relawan lain dan Basarnas dalam misi yang sama yaitu mencari dan menyelamatkan para korban erupsi Semeru. Berbekal peralatan seadanya, Wahyu terus mencari di balik tumpukan pasir, batu, ranting, dan benda-benda lain.

"Hari Selasa pencarian tidak maksimal karena ada Pak Jokowi. Hari Rabu baru bisa cari sampai sore tapi belum ketemu," ungkapnya.

Baca Juga: Kisah Kesetiaan Rani, Menanti Suami di Tengah Erupsi

3. Proses pencarian di Tambang Pasir H Satuhan tidak mudah

Pencarian Rani dan Belasan Korban di Tambang H SatuhanKondisi lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kampung Renteng, Kab. Lumajang pada Selasa (7/12/2021). (IDN Times/Aditya Mustaqim)

Ternyata pencarian Rani tak mudah. Wahyu sempat beberapa kali hampir terkena pasir ambles yang berada di samping aliran sungai. Sungai pun masih deras, hasil hujan beberapa hari terakhir. Abu vulkanik yang tebal juga masih mengeluarkan hawa panas.

Dengan berbagai tantangan itu, hingga Senin (13/12/2021) nama Rani masih belum ditemukan di daftar korban selamat maupun korban meninggal. Rani masiih terdaftar sebagai salah satu dari 9 korban hilang.

Petugas Search and Rescue Unit (SRU) 2, Miftakul Karim menjelaskan bahwa Tambang Pasir H Satuhan merupakan salah satu wilayah pencarian yang cukup sulit. Pertama, akses masuk ke tambang cukup jauh dari titik aman yaitu 1 kilometer. Dengan kondisi ini, pencarian harus bisa dipastikan benar-benar aman.

"Karena ini jaraknya jauh. Kalau ada apa-apa seperti banjir atau ada awan panas lagi, kita larinya jauh. Gak keburu nanti," imbuh Karim.

Selain itu, tambang pasir ini terletak tepat di tepian sungai yang membuatnya amat terdampak tumpahan lahar. Alhasil, pasir menumpuk di area tersebut hingga ketinggian belasan meter. Bahkan, alat-alat berat yang terendam pun hanya bersisa bagian atapnya saja.

Baca Juga: Heroik! Saipul Jadi Tameng Anak-Istri Selamat dari Erupsi

4. Belasan korban hilang di Tambang Pasir H Satuhan

Pencarian Rani dan Belasan Korban di Tambang H SatuhanPapan peringatan di sekitar jembatan kanal jalur lahar di dekat Dusun. Kampung Renteng, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang terdampak erupsi Gunung Semeru. (IDN Times/Ulil Albab.)

Rani merupakan satu di antara belasan korban hilang di area Tambang Pasir H Satuhan.  Karim menyebutkan, setidaknya ada 16 orang yang diduga berada di area tambang saat kejadian erupsi Gunung Semeru. Dari 16 orang tersebut, baru 5 yang sudah di temukan. Kelima jasad yang ditemukan ini juga seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.

Banyaknya korban di Tambang H Satuhan disebabkan waktu kejadian yang cukup sore. Ketika itu, sebagian pekerja masih berada di lokasi tambang. Peristiwa erupsi yang begitu cepat membuat mereka gagal melarikan diri. Alhasil, alat-alat berat pun tertimbun di sana beserta para pekerja.

Di tengah medan yang berat, Karim memastikan bahwa pihaknya masih akan memaksimalkan pencarian. Dapat dibilang, areka Tambang H Satuhan ini memerlukan banyak sekali alat berat. Setidaknya ada 20 ekskavator yang terparkir di Lapangan Kamar Kajang, titik aman bagi SAR Tambang Pasir H Satuhan.

"Butuh alat berat banyak karena medannya susah. Tanahnya masih rawan ambles dan tebal. Kalau gak pakai alat berat gak bisa," terang Karim.

Pencarian di wilayah ini sempat terhenti pada Kamis (9/12/2021). Bahkan, tak sekali pun tim SAR meraih lokasi karena cuaca buruk di hari itu. Meski demikian, berbagai pihak masih berusaha untuk mencari Rani dan korban-korban hilang lainnya di Tambang Pasir H Satuhan.

Baca Juga: Peluk Erat Bayinya, Novitasari Ditemukan Tertimbun Pasir Gunung Semeru

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya