Epidemiolog: PPKM Harusnya Tidak Parsial

Testing dan tracing harus lebih ditingkatkan lagi

Surabaya, IDN Times - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dilaksanakan serentak di beberapa daerah se-Jawa Bali. Upaya ini dilakukan untuk menekan jumlah penambahan kasus COVID-19 yang terus meningkat. Namun, Pakar Epidemiologi dari Universitas Airlangga merasa teknis ini kurang maksimal jika tak dibarengi dengan testing dan tracing yang baik.

1. PPKM harusnya dilakukan di seluruh daerah

Epidemiolog: PPKM Harusnya Tidak ParsialTim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Windhu Purnomo, dr., MS., menjelaskan, PPKM seharusnya dilaksanakan bukan parsial seperti iji melainkan di seluruh daerah se-Jawa Bali. Jika dilaksanakan parsial, dikhawatirkan kasus tak akan usai karena penularan dan mobilisasi tetap bisa terjadi.

"Kalau kita mau membatasi pergerakan itu yang betul-betul harus dilakukan di seluruh wilayah pulau Jawa, Madura, dan Bali. Misalnya Surabaya sekarang PSBB yang lainnya tidak, nanti ada DKI Jakarta juga PSBB tapi Bekasi dan Depok tidak, percuma saja. Jadi, artinya PSBB itu namanya parsial dan yang terjadi penularan akan pingpong atau gampangnya itu penularan akan bolak-balik saja,” jelas Whindu, Selasa (12/1/2021).

2. Mobilisasi masyarakat seharusnya lebih diperketat

Epidemiolog: PPKM Harusnya Tidak ParsialTim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Jika memang hanya dilakukan secara parsial, Whindu menekankan bahwa mobilisasi masyarakat harus benar-benar dicegah. Berbagai macam pembatasan seharusnya dilakukan untuk meminimalisir penularan COVID-19.

“Tapi nyatanya kan yang direncanakan pemberlakuan seperti, jam malam sampai jam 7 malam. Restauran dibatasi tapi orang yang boleh makan di tempat 25 persen. Beribadah di gereja, di masjid 50 persen saja. Sektor non-esensial masih dibuka dan pergerakan tetap berjalan,” tuturnya.

Baca Juga: 1.677 Personel Gabungan Diterjunkan untuk PPKM Jatim

3. Testing dan tracing menjadi kunci utama penanganan COVID-19

Epidemiolog: PPKM Harusnya Tidak ParsialIlustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Namun, lantaran peraturan ini sudah terlanjur dijalankan, Whindu menekankan agar Satgas COVID-19 di masing-masing daerah menggencarkan testing serta tracing. Pasalnya, dua hal itu lah yang menjadi kunci utama dalam penanganan COVID-19.

“Sekarang ini banyak kasus di bawah permukaan yang belum terdeteksi, yang diumumkan hanya puncak gunung es. Indonesia kemarin umumkan ada 9000 kasus per hari, apa memang cuma 9000 Indonesia itu di masyarakat mungkin bisa 5 sampai 10 kali lipat itu sesungguhnya. Tapi kita tidak mampu mendeteksi karena testing kita rendah, tracing kita jelek,” pungkasnya.

Baca Juga: Selama PPKM, Jam Operasional Mal di Surabaya Sampai Pukul 20.00 WIB

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya