Disebut Khofifah Lambat Tangani Klaster Sampoerna, Pemkot Membantah

Apa gak bisa duduk bareng aja? biar masyarakat gak bingung

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota Surabaya merasa tak terima atas pernyataan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mengatakan bahwa mereka terlambat menangani kasus COVID-19 di Pabrik Rokok PT HM Sampoerna. Sebaliknya, pemkot merasa sudah melakukannya tepat waktu.

Sebelumnya, Khofifah menyebut Pemkot Surabaya melalui Dinas Kesehatan Surabaya terlambat menangani kasus PT HM Sampoerna.

"Ini agak terlambat responnya. Tanggal 14 April (PT HM Sampoerna Tbk) sudah melaporkan ke Dinkes Surabaya, mungkin tidak detail informasinya. Kalau informasinya detail pasti akan melakukan quick respons," sebut Khofifah, Jumat (1/5).

1. Pemkot tidak terima disebut terlambat

Disebut Khofifah Lambat Tangani Klaster Sampoerna, Pemkot MembantahKepala Diskominfo Muhamad Fikser saat menjelaskan Aplikasi Isyana di Kantor Diskominfo (3/2). IDN Times/Tarida Alif

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, M Fikser menuturkan bahwa penanganan COVID-19 di Kota Surabaya diupayakan secara cepat. Salah satunya yang terjadi di PT HM Sampoerna yang terletak di Rungkut Surabaya. Ia menganggap tidak ada keterlambatan dalam penanganan kasus tersebut.

“Bahwa pemerintah kota tidak pernah terlambat. Ibu Gubenur (Jawa Timur) tidak benar. Awal mulanya pada tanggal 2 April yang bersangkutan itu sakit dan berobat ke klinik perusahaan. Pada 9 April 2020 pasien dirujuk di rumah sakit dan tanggal 13 April pasien melakukan pemeriksaan tes swab di rumah sakit yang berbeda,” ujar Fikser melalui siaran pers Pemkot Surabaya, Sabtu (2/5).

2. Pemkot merasa sudah tanggap dengan memanggil pihak manajemen

Disebut Khofifah Lambat Tangani Klaster Sampoerna, Pemkot MembantahKadiskominfo Kota Surabaya M. Fikser. IDN Times/Fitria Madia

Berdasarkan kronologi yang dipaparkan oleh Fikser, memang Pemkot Surabaya lebih dahulu mengetahui kasus tersebut. Sejak saat itu Pemkot Surabaya mulai melakukan tracing, yakni dengan penyelidikan epidemologi di setiap rumah sakit. Ia juga mengatakan bahwa Pemkot lah yang memanggil pihak manajemen PT HM Sampoerna terlebih dahulu.
 
“Begitu kita ketahui, tanggal 16 April Dinkes memanggil perusahaan Sampoerna. Jadi bukan perusahan yang melapor, tapi kami yang memanggil. Kita yang menemukan. Monggo bisa tanya ke Sampoerna,” tuturnya.

Setelah itu, pada pertemuan dengan pihak peruhasaan kedua kalinya pada tanggal 27 April 2020, Fikser meminta untuk melakukan penutupan sementara perusahaan. Ia juga meminta data nama karyawan untuk dilakukan tracing kembali.

“Kita minta datanya by name by address. Supaya kita bisa tracing kembali dan beri intervensi,” imbuhnya.

3. Pemkot klaim sudah melakukan rapid test

Disebut Khofifah Lambat Tangani Klaster Sampoerna, Pemkot MembantahPeralatan rapid test untuk uji sampel COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita menambahkan, dalam pertemuannya dengan PT HM Sampoerna itu, dia langsung meminta perusahaan untuk melakukan rapid test dan mengisolasi mandiri karyawannya sekitar 506 orang.
 
“Saat itu Puskesmas melakukan tracing dan ditemukan terdapat data kontak erat dengan karyawan. Kita bergitu tahu satu orang sakit langsung kita cari siapa Orang Dalam Pemantauan (ODP), mana dan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) nya,” kata Febria.

Febria menyebut, setelah dilakukan rapid tes, dari 506 karyawan ditemukan 123 karyawan yang hasilnya positif. Kemudian, PT HM Sampoerna melakukan tes lanjutan yakni swab tes pada Jumat (1/5) yang dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama dengan kuota sebanyak 48 karyawan. Dari 48 tersebut yang terkonfirmasi sebanyak 30 orang positif. Padahal menurut Pemprov Jatim, pihak Pemprov-lah yang melakukan rapid test dan pengambilan tes swab PCR melalui RSUD dr Soetomo.

“Kami pun minta Sampoerna yang melakukan isolasi karyawannya di suatu hotel sehingga tidak tertular dengan yang lain,” imbuhnya.

Baca Juga: Risma Pastikan ASN Pemkot Surabaya Tidak Mudik Lebaran Tahun Ini

4. Karyawan terus dipantau melalui Puskesmas

Disebut Khofifah Lambat Tangani Klaster Sampoerna, Pemkot MembantahIlustrasi virus corona. (IDN Times/Mia Amalia)

Pemkot melalui Puskesmas juga disebut terus memantau perkembangan pasien, baik yang isolasi mandiri di rumah maupun di hotel dan memberikan berbagai intervensi. Sehingga mereka merasa sudah melakukan upaya dengan cepat tanpa terlambat.
 
“Jadi tidak benar kalau kami terlambat dalam penanganan COVID-19. Kami pun mencarikan tempat tidur mereka yang positif dan sudah dapat seratus untuk karyawan Sampoerna. Dan memantau sekitar 200 orang keluarga karyawan,” pungkasnya.

Baca Juga: Khofifah Kirimkan Bantuan ke Kepulauan Sumenep dengan Kapal Perang

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya