Risma Berencana Ajukan Pelonggaran PSBB Surabaya ke Khofifah

Lho, selama ini belum longgar toh?

Surabaya, IDN Times - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya sudah berjalan tiga tahap. Masing-masing tahap diterapkan selama 14 hari. Artinya, PSBB sudah berlangsung selama 42 hari dan akan berakhir besok Senin (8/6). Sayangnya, angka kasus positif dan kematian akibat COVID-19 belum menunjukkan tren penurunan yang signifikan.

Berdasarkan data Gugus Tugas Jawa Timur (Jatim), positif COVID-19 di Surabaya bertambah 38 kasus sehingga totalnya menjadi 2.918, per Sabtu (6/6). Pasien sembuh bertambah 24 orang, total keseluruhan mencapai 766 orang. Serta pasien meninggal dunia tambah 16 orang, totalnya kini 282 meninggal dunia.

1. Konsep pelonggaran segera diusulkan ke gubernur

Risma Berencana Ajukan Pelonggaran PSBB Surabaya ke KhofifahIlustrasi PSBB Surabaya Raya. IDN Times/Mia Amalia

Meski begitu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berencana mengajukan kelonggaran untuk PSBB Surabaya Raya. Pihaknya kini masih membahas konsep pelonggaran tersebut. Nantinya ketika sudah matang, konsep ini segera diusulkan ke Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

“Ini teman-teman lagi ngebahas hal itu. Mudah-mudahan seperti itu. Mudah- mudahan nanti bisa diterima usulan kami sama bu gubernur,” ujarnya selepas meninjau Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Minggu (7/6).

2. Pelonggaran diperlukan agar ekonomi berjalan lagi

Risma Berencana Ajukan Pelonggaran PSBB Surabaya ke KhofifahWali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat perayaan HUT ke-727 Surabaya, Minggu (31/5). Dok. Pemkot Surabaya

Pelonggaran PSBB, lanjut Risma, perlu dilakukan karena sektor ekonomi di Surabaya sudah mulai lesu. Terlebih di sektor mal, hotel, dan restoran. Dia khawatir kondisi ini akan membuat makin banyak warganya yang di PHK (pemutusan hubungan kerja).

“Kan kita tidak bisa lihat, kalau mal terus down gini, dia kan pegawainya bisa dipecat, ini harus kita mulai. Karena sekali lagi, saya khawatir sama hotel, restoran. Kan gak mungkin, membayar orang tapi nganggur, sedangkan mereka tidak punya pendapatan,” kata dia.

Baca Juga: Bocoran Evaluasi PSBB Tahap III, Pakar Unair: Belum Pantas New Normal

3. Konsep pelonggaran tetap perketat protokol kesehatan

Risma Berencana Ajukan Pelonggaran PSBB Surabaya ke KhofifahIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Dalam konsep pelonggaran PSBB nanti, Pemkot Surabaya akan menyiapkan beberapa protokol kesehatan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Mulai dari proses transaksi skala kecil seperti di warung makanan, hingga ketika berada di restoran.

“Karena kita belum bebas 100 persen, jadi artinya kita harus lakukan protokol yang ketat, mulai nanti bagaimana di restoran, di warung. Bahkan kita juga atur pembayarannya cara menggunakan uang itu, cara nerimanya bagaimana,” jelasnya.

“Contohnya misalkan, nanti toko pakaian itu gak boleh dicoba (barangnya), kemudian pembeli tidak boleh memegang, tapi dia hanya mengarahkan kemudian penjualnya menunjukkan. Sampai kita atur kursinya tidak boleh kursi panjang, kursinya harus sendiri-sendiri jaraknya,” dia menambahkan.

4. Bahkan ada prioritas rapid test di mal maupun restoran

Risma Berencana Ajukan Pelonggaran PSBB Surabaya ke KhofifahIlustrasi rapid test COVID-19 (ANTARA FOTO/Jojon)

Lebih lanjut, wali kota kelahiran Kediri ini akan meminta bantuan ke pemerintah pusat dalam bentuk alat rapid test. Alat itu akan digunakan untuk memeriksa para pegawai mal ataupun restoran.

“Ini saya sudah mohon ke pak menteri, nanti kalo kita ada rapid, kita prioritaskan itu pegawai minimarket, supermarket, pegawai mal, pegawai toko-toko. Mudah-mudahan kami punya alat rapid test-nya. Sehingga, kembali bisa normal dalam ikatan yang disebut (oleh) pak presiden new normal,” ucapnya.

Baca Juga: Persiapan Piala Dunia U-20 2021 Jalan Terus, Risma Tinjau GBT

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya