Bocoran Evaluasi PSBB Tahap III, Pakar Unair: Belum Pantas New Normal

Kalau gak kepaksa banget, mending WFH aja deh

Surabaya, IDN Times - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya tahap III akan berakhir besok Senin (8/6). Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) dr. Windhu Purnomo menyiapkan hasil evaluasi kasus COVID-19 di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik untuk disampaikan ke Gugus Tugas Jatim nanti malam.

"Saya lagi bikin evaluasinya nanti disampaikan ke Gugus Tugas. Nanti malam ada rapat evaluasi," ujarnya kepada IDN Times, Minggu pagi (7/6).

1. Tren kasus positif dan kematian akibat COVID-19 belum melandai

Bocoran Evaluasi PSBB Tahap III, Pakar Unair: Belum Pantas New NormalIlustrasi virus corona/Dok. IDN Times

Bocoran hasil evaluasi yang dibuat oleh Pakar Epidemiologi ini menyatakan bahwa kasus positif COVID-19 di Surabaya masih meningkat dan belum menunjukkan tanda melandai. Tak hanya itu, angka kematian juga masih sekitar 9 persen.

"Tren penurunan (kematian) tidak tajam," ucap Windhu.

2. Attack rate Surabaya tertinggi se-Indonesia

Bocoran Evaluasi PSBB Tahap III, Pakar Unair: Belum Pantas New Normal(Ilustrasi virus corona) IDN Times/Arief Rahmat

Selain tren data kasus positif dan kematian akibat COVID-19, attack rate di Kota Pahlawan masih 90 banding 100.000. Attack rate ialah jumlah kasus positif dibagi jumlah penduduk. Nah, artinya tiap 100 ribu penduduk di Surabaya ada 90 orang yang terinfeksi virus SARS CoV-2.

"Itu untuk kota, (Surabaya) tertinggi di Indonesia. DKI (Jakarta) cuma 70 banding 100.000," kata Windhu.

Baca Juga: PSBB Surabaya Raya I dan II Gagal Total, Lanjut ke Tahap III

3. Tingkat penularan menurun tapi belum sesuai target

Bocoran Evaluasi PSBB Tahap III, Pakar Unair: Belum Pantas New NormalIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Meski tiga indikator belum menunjukkan tren membaik, Windhu membeberkan bahwa tingkat penularan virus corona di Surabaya mulai menurun. Jika merujuk pada kurva epidemi, bilangan reproduksi efektif yang semula sempat 4, lebih menurun jadi 1,6 dan kini hanya 1 saja. Artinya, satu orang bisa menularkan ke satu orang lainnya. Tidak lebih.

"Tapi masih satu hari. Dan itu dilihat dari tanggal onset dari kurva epidemi. Golnya RT (tingkat penularan) di bawah 1".

"Pedoman WHO dan Bappenas disebut upaya penanggulangan berhasil kalau RT di bawah 1 selama 14 hari berturut-turut. Surabaya belum kurang dari 1," dia menambahkan.

4. Surabaya belum pantas new normal

Bocoran Evaluasi PSBB Tahap III, Pakar Unair: Belum Pantas New NormalIlustrasi PSBB. IDN Times/Mia Amalia

Maka, lanjut Windhu, pihaknya ingin agar pemerintah tidak melonggarkan aktivitas warga untuk sementara waktu. Harapannya, tingkat penularan bisa terus ditekan di bawah 1 selama 14 hari. Sehingga, konsep new normal atau kenormalan baru bisa diterapkan di Surabaya nantinya.

"Merujuk pada evaluasi itu, artinya sesungguhnya belum saatnya dilonggarkan. (Kalau new normal) belum pantas, kan WHO dan Bappenas pedoman harus RT di bawah satu selama dua minggu," dia menegaskan.

Baca Juga: PSBB Surabaya, Sampah Plastik Justru Menumpuk di Sungai

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya