Kisah Naufal, Tes UTBK dan Berjuang Lawan Sakit di Unesa

Salut!

Surabaya, IDN Times - Peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Univeritas Negeri Surabaya (Unesa), Mohammad Naufal Hasqi tampak semangat mengerjakan seluruh soal tesnya. Padahal di balik itu semua, peserta asal Jombang ini sedang berjuang melawan sakit.

1. Tes ditemani sang ibu

Kisah Naufal, Tes UTBK dan Berjuang Lawan Sakit di UnesaPeserta tes UTBK di Unesa, Mohammad Naufal Hasqi. Dok. Humas Unesa.

Di depan Ruang Tes, Lantai 1, Gedung Laboratorium Science, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), UNESA Kampus Ketintang, , tampak sang Ibu, Yeni Rahmawati menunggu anak semata wayangnya itu dengan penuh harap.

Yeni tampak lebih banyak diam. Sesekali kedua tangannya mengusap wajah seolah merapalkan doa yang ditujukan kepada Naufal anak tercintanya. "Semoga anak saya, tesnya lancar dan bisa diterima kuliah," ucapnya agak terbata-bata.

Baca Juga: Ratusan Peserta UTBK di UB Bolos pada Hari Kedua Ujian

2. Kondisi kesehatan Naufal kurang baik

Kisah Naufal, Tes UTBK dan Berjuang Lawan Sakit di UnesaPeserta tes UTBK di Unesa, Mohammad Naufal Hasqi. Dok. Humas Unesa.

Yeni mengatakan bahwa dia harus menemani dan mendukung sepenuh hati perjuangan anaknya, agar bisa diterima di salah satu kampus impiannya. Tekad anaknya untuk kuliah terbilang kuat. Sehingga apapun kondisi yang dialaminya, tak menjadi halangan untuk mewujudkan mimpinya.

Perempuan asal Sumobito itu membeberkan, anaknya mengikuti UTBK dalam kondisi kesehatan yang kurang baik. Organ dalamnya mengalami komplikasi. Itu terjadi setelah Naufal  mengalami kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya, dua tahun lalu.

3. Diberi ruang tes khusus oleh Unesa

Kisah Naufal, Tes UTBK dan Berjuang Lawan Sakit di UnesaPeserta tes UTBK di Unesa, Mohammad Naufal Hasqi. Dok. Humas Unesa.

Pascaoperasi, kondisi Naufal tak langsung membaik. Sebab, komplikasi itu ternyata juga menjalar ke organ jantung yang membuat Naufal harus rutin periksa.  "Luka dalamnya masih parah sebenarnya, makanya dia tidak bisa banyak gerak. Dia pun sering pusing," beber Yeni.

"Sebelum tes dia harus konsumsi obat dulu dan tidak bisa jauh dari air mineral. Kalau gak gitu, nyeri parah bisa muncul dan dia gak bisa konsentrasi," kata dia.

Karena kondisinya itulah, Unesa menyiapkan ruangan tes khusus di lantai satu untuk memudahkan Naufal. Pun, disiapkan pengawas atau pendamping khusus yang membantunya masuk dan keluar ruangan tes.

Setelah tes, Naufal tampak tegar keluar dan disambut Yeni. Naufal mengatakan bahwa tesnya berjalan lancar. Soal-soalnya sudah dia kerjakan. "Pengen banget kuliah, saya harus terus belajar agar bisa kuliah," ungkapnya.

"Semoga saja bisa lulus. Kebetulan saya pilih Sains Data dan Teknik Informatika di UPN. Namun, pilih tes di sini (Unesa). Saya pengen sih sebenarnya daftar di Unesa, tetapi kurang percaya diri gitu. Karena mikirnya kondisi saya yang begini," kata dia.

Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa, Sukarmin mengapresiasi perjuangan peserta tersebut. Terlebih untuk sampai di Unesa Naufal dan ibunya menempuh perjalanan menggunakan kereta api. Lalu, turun di Stasiun Sepanjang dan istirahat di kediaman keluarganya di Surabaya.

"Perjuangan Naufal ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi peserta yang lain. Kalau sudah punya tekad, kondisi bukan masalah, justru menjadi kendaraan dan pembakar semangat untuk terus melaju mencapai tujuan yang diharapkan. Semoga, Naufal ini bisa lolos di kampus pilihannya," harap Sukarmin.

Baca Juga: 6 Difabel Netra Ikut UTBK di Unesa

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya