Dindik Jatim Sebut Ada Miskonsepsi Klaster COVID-19 di Sekolah

Data sejak Juli yang terakumulasi

Surabaya, IDN Times - Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur (Jatim), Wahid Wahyudi menilai ada miskonsepsi perihal klaster COVID-19 di sekolah dari Kemendikbud. Jatim disebut menjadi yang paling banyak temuan klasternya. Padahal, kata Wahid, kondisi Jatim terbaik dalam pengendalian COVID-19.

"Jatim satu-satunya provinsi di Indonesia yang semua kabupaten/kotanya sudah zona kuning dan 66 persen kabupaten/kotanya sudah level 1," ujar Wahid, Senin (27/9/2021).

1. Tegaskan belum ada temuan klaster sekolah di Jatim

Dindik Jatim Sebut Ada Miskonsepsi Klaster COVID-19 di Sekolahilustrasi belajar tatap muka di sekolah (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim ini menegaskan bahwa sampai sekarang belum ada temuan penularan COVID-19 di sekolah-sekolah Jatim. Khususnya jenjang SMA/SMK dan SLB. "Alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar. Tidak ada klaster COVID-19 sekolah," tegas Wahid.

Nah, pelaksanaan PTM terbatas di Jatim telah dimulai sejak 30 Agutsus lalu. PTM ini digelar oleh 100 persen lembaga, totalnya 4.136 SMA/SMK dan SLB. Baik negeri maupun swasta.

Baca Juga: Sebut Klaster PTM Data Tahun Lalu, Khofifah Pastikan Sekolah Aman

2. Sebut bukan data klaster COVID-19

Dindik Jatim Sebut Ada Miskonsepsi Klaster COVID-19 di SekolahIlustrasi pembelajaran tatap muka (Dok. SMP 5 Semarang))

Miskonsepsi ini diklarifikasi oleh Kemendikbudristek melalui pers rilis,  Jumat (24/9/2021) lalu. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen, Jumeri mengatakan, ada empat miskonsepsi.

Pertama, 2,8 persen satuan pendidikan yang sebelumnya dipublikasikan oleh pihaknya bukanlah data klaster COVID-19. Melainkan data satuan pendidikan yang melaporkan adanya warga sekolah yang pernah tertular virus tersebut. “Jadi belum tentu klaster,” ucap dia.

3. Laporan sejak tahun lalu soal guru maupun siswa yang positif COVID-19

Dindik Jatim Sebut Ada Miskonsepsi Klaster COVID-19 di SekolahIlustrasi sekolah mulai menggelar uji coba kelas tatap muka. IDN Times/Tunggul Damarjati

Kedua, sambung Jumeri, data 2,8 persen didapatkan dari laporan 46.500 satuan pendidikan yang mengisi survei dari Kemendikbudristek. Satuan pendidikan tersebut ada yang sudah melaksanakan PTM terbatas, ada juga yang belum.

Ketiga, angka 2,8 persen satuan pendidikan itu bukan akumulasi dari kurun waktu satu bulan terakhir. Angka itu didapat dari laporan yang diterima sejak bulan Juli tahun lalu atau dalam kurun waktu 14 bulan. Keempat, soal 15 ribu siswa dan 7 ribu guru positif COVID-19 berasal dari laporan 46.500 satuan pendidikan yang belum terverifikasi sehingga masih ditemukan kesalahan.

"Misalnya, kesalahan input data yang dilakukan satuan pendidikan seperti laporan jumlah guru dan siswa positif COVID-19 lebih besar daripada jumlah total guru dan siswa pada satuan pendidikan tersebut," ungkapnya.

Baca Juga: Jatim Tertinggi Klaster COVID-19 Sekolah, Kadindik Klaim SMA/SMK Aman

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya