Dikaji Sejak 2016, Lumpur Lapindo Punya Potensi Besar

Bisa untuk pengembangan energi hijau lho!

Surabaya, IDN Times - Lumpur Lapindo Sidoarjo menjadi perbincangan para pakar belakangan ini. Hal ini setelah diketahui adanya potensi besar berupa kandungan lithium dalam air lumpur tersebut. Nah, ternyata Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mengkaji ini sejak 2016.

1. Lithium bisa untuk kembangkan energi hijau

Dikaji Sejak 2016, Lumpur Lapindo Punya Potensi BesarPeneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Dr Ir Amien Widodo MSi. Dok. Humas ITS.

Peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS, Dr Ir Amien Widodo MSi mengatakan, lithium adalah salah satu Critical Raw Materials (CRMs) atau material kritis. Material ini sulit didapatkan dan tidak memiliki pengganti, tetapi memiliki manfaat yang besar.

Lebih lanjut, material kritis ini sangat diperlukan dalam pengembangan energi hijau. "Penemuan potensi kandungan lithium di lumpur Sidoarjo adalah kabar baik. Tentunya sangat luar biasa jika kita bisa memanfaatkannya," ujarnya bersemangat dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (1/2/2022).

Baca Juga: 15 Tahun Lapindo, Ada Daerah Bertahun-tahun Hidup dengan Air Asin

2. Terbukti air lumpur dan lumpur Lapindo miliki kandungan banyak lithium

Dikaji Sejak 2016, Lumpur Lapindo Punya Potensi BesarSemburan lumpur di Sidoarjo. Dok. Istimewa.

Amien memaparkan, sebelumnya Pusat Studi Kebumian dan Bencana yang sekarang Puslit MKPI ITS telah melakukan kajian kandungan lithium dalam air lumpur Sidoarjo pada 2016. Kajian dilakukan dengan adsorbsi lithium dari lumpur Sidoarjo menggunakan adsorben berbasis Lithium Mangan Oksida (LMO). Hasil kajian ini menunjukkan kandungan lithium dengan kadar 7 - 15 bagian per juta.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2020 menggunakan teknik Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Teknik analisis ini digunakan untuk menentukan komposisi unsur dari berbagai logam. Hasilnya, ada kadar lithium  99,26 - 280,46 bagian per juta dan stronsium dengan kadar 255,44 - 650,49 bagian per juta.

"Memang terlihat perbedaan signifikan di antara keduanya. Itu karena kami mengambil sampel berupa air lumpur, sedangkan badan geologi melakukan penelitian pada lumpurnya,” dia menjelaskan.

3. Berharap ITS dilibatkan dalam penelitian di lumpur Lapindo

Dikaji Sejak 2016, Lumpur Lapindo Punya Potensi Besarayobis

Data yang ada saat ini, lanjut Amien, merupakan hasil penelitian awal dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Dia berharap agar pihak ITS turut dilibatkan oleh badan geologi maupun pemerintah . “Dengan begitu kami dapat belajar banyak mengenai cara eksplorasi dan eksploitasi logam tanah jarang dan material kritis,” pungkasnya.

Baca Juga: 15 Spot Instagenic di Kawasan Lumpur Lapindo Sidoarjo, Kece Banget!

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya