Banyak Dokter Meninggal, IDI Jatim: Kian Berat Tapi Kami Masih Bisa

Semangat terus Pak Dokter, doa kami bersamamu!

Surabaya, IDN Times - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur (Jatim), dr. Sutrisno menyebut koordinasi antara asosisasi profesi dengan pemerintah dalam penanganan COVID-19 kian baik. 

"Para pelaksana Gugus Tugas dengan IDI bekerjasama sehingga memang nanti pada prinsipnya masalah kesehatan jadi prioritas segera ditangani," ujar ujarnya setelah menggelar rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy dan Kepala Gugus Tugas COVID-19, Doni Monardo di Hotel Shangri-La, Surabaya, Kamis (16/7/2020). Meski begitu, ia mengakui bahwa kerja dokter kian berat karena jumlah pasien tak kunjung mengalami penurunan.

1. Beban lebih berat tapi masih bisa bekerja

Banyak Dokter Meninggal, IDI Jatim: Kian Berat Tapi Kami Masih BisaKetua IDI Jatim, dr. Sutrisno saat di Hotel Shangri La, Surabaya, Kamis (16/7/2020). Dokumentasi Istimewa

Sutrisno mengakui kalau bebannya sekarang lebih berat. Sebab, jumlah kasus COVID-19 masih terus naik tajam. Tapi dia memastikan sejauh ini masih bisa bekerja dengan baik.

"Memang ada rumah sakit menghentikan pelayanan. Karena memang positif dokternya. Tapi rumah sakit lain bisa meng-cover. Skala keterbatasn bisa operasional. Nanti rujukannya dibenahi dengan baik secara online," jelas Sutrisno.

2. Dampaknya dokter meninggal akibat COVID-19

Banyak Dokter Meninggal, IDI Jatim: Kian Berat Tapi Kami Masih BisaIlustrasi jenazah. IDN Times/Sukma Shakti

Beban berat tersebut sebenarnya sudah berdampak ke dokter. IDI Jatim mencatat ada 20 dokter meninggal akibat terinfeksi virus SARS CoV-2. Sementara jumlah yang terpapar COVID-19 sebanyak 84 dokter. Jumlah ini belum termasuk Surabaya. Sutrisno mengaku kesulitan mendapat datanya.

"Banyak (positif) yang masuk di saya saja 84 dokter. Ini belum masuk Surabaya. Lebih (100 dokter), 200 belum, 120 lebih," bebernya.

Sulitnya mengakses jumlah dokter yanng terpapar corona di Surabaya dikarenakan dokternya banyak, rumah sakitnya banyak, informasinya belum lengkap. "Jadi akurasinya belum. Saya catat yang pasti aja. Kalau luar Surabaya lebih mudah, jumlahnya tidak banyak," dia menambahkan.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ini Daftar Perawat di Jatim yang Gugur karena COVID-19

3. RS rujukan diminta saling kerjasama, berbagi pasien

Banyak Dokter Meninggal, IDI Jatim: Kian Berat Tapi Kami Masih BisaSuasana di RSUD dr.Soetomo. IDN Times/Bayu D. Wicaksono

Penanganan COVID-19 Jatim, lanjutnya, yang diprioritaskan ialah Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Langkah awal yang dilakukan adalah membagi jumlah pasien COVID-19. "Rumah Sakit (RS) rujukan bekerjasama, saling mendukung," ujar Sutrisno.

"Yang jelas nanti rumah sakit bisa share beban. Berbagi beban supaya tidak numpuk di satu rumah sakit," dia melanjutkan. Fasilitas pendukung, terutama ventilator, nantinya juga akan ditambah di Rumah Sakit Surabaya Raya.

Baca Juga: Bertambah Lagi, Ini Daftar Dokter di Jatim yang Gugur karena COVID-19

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya