10 Petahana di Jatim Terjungkal, Pengamat Politik: Publik Tidak Puas

10 daerah di Jatim punya pemimpin baru

Surabaya, IDN Times - Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten/kota telah merampungkan rekapitulasi suara Pilkada 2020. Di Jawa Timur (Jatim) ada 19 daerah yang menggelar kontestasi lima tahunan ini. Berdasarkan data yang dihimpun IDN Times, 10 petahana di Jatim yang terjungkal.

1. Ada 5 petahana kalah tebal

10 Petahana di Jatim Terjungkal, Pengamat Politik: Publik Tidak PuasIlustrasi pilkada serentak. IDN Times/Mardya Shakti

Petahana yang kalah dengan selisih tebal ialah Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni. Pada Pilkada 2020 dia maju didampingi Bambang Tri Wahono. Namun, dikalahkan oleh rivalnya yakni Sugiri Sancoko-Lidyararita. Ipong-Bambang meraih 38,25 persen sedangkan Sugiri-Lidya 61,75 persen.

Ada juga Wali Kota Pasuruan, Raharto Reno Pratsetyo yang menggandeng Mochammad Hasjim. Dia kalah jauh dengan mantan Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf berpasangan dengan Wibowo pada Pilkada Kota Pasuruan. Teno-Hasjim hanya mendapat 32,07 persen dan Gus Ipul-Adi 67,93 persen.

Kemudian Wakil Bupati Pacitan, Yudi Sambogo berpasangan dengan Isyah Ansori hanya meraih suara 25,12 persen. Sedangkan lawannya, keponakan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Indrata Nur Bayu Aji yang berpasangan dengan Gagarin mengantongi suara 74,88 persen.

Lalu, Bupati Mojokerto, Pungkasiadi yang maju dengan adik Menaker Ida Fauziah, Titik Masuda hanya mendapat 19,39 persen. Terpaut di atas Yoko Priyono-Choirun Nisa 15,37 persen. Sedangkan yang unggul ialah Ikfina Fahmawati-Muhammad Albarraa mendapat 65,23 persen.

Lebih lanjut, Wakil Bupati Lamongan, Kartika Hidayati berpasangan dengan Saim hanya meraup suara 19,91 persen. Pemenangnya adalah mantan Sekda Lamongan, Yuhronur Efendi yang berpasangan dengan Abdul Rouf dengan 42,54 persen suara. Kartika-Saim bahkan juga tertinggal dari calon independen Suhandoyo-Astiti Suwarni yang mendapat suara 37,55 persen.

2. Ada 5 petahana yang kalah tipis

10 Petahana di Jatim Terjungkal, Pengamat Politik: Publik Tidak PuasIlustrasi pilkada serentak. IDN Times/Mardya Shakti

Sementara lima petahana mengalami kekalahan tipis. Yakni Bupati Jember, Faida yang berpasangan dengan Dwi Arya Nugraha oktavianto mendapat 31,27 persen, lawannya Hendy siswanto-KH Muh Barya Firjaun Barlaman 46,6 persen dan Abdus Salam-Ifan Ariatna Wijaya 22,13 persen.

Kemudian Wakil Bupati Gresik, Qosim berpasangan dengan Askuchul Alif meraih 49,02 persen. Rivalnya Fandi Ahmad Yani-Aminatun Habibah unggul tipis, 50,98 persen. Lalu, Bupati Blitar Rijanto menggandeng Marheinis hanya dapat 41,16 persen, pesaingnya, Rini Syarifah-Santoso 58,84 persen.

Lebih lanjut di Pilkada Situbondo, Wakil Bupati Yoyok Mulyadi berpasangan dengan Abu Bakar Abdi meraih 47,02 persen. Lawannya, Karna Suswandi-Khoirani meraup 52,98 persen.

Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko menggandeng Muhammad Riza Azizi meraih 47,57 persen. Mereka kalah dari pesaingnya, istri Bupati Azwar Anas, Ipuk Fiestiandani yang berpasangan dengan Sugirah yang memperoleh 52,43 persen.

Baca Juga: Pilkada Kabupaten Mojokerto: Istri Mantan Bupati Kalahkan Petahana

3. Masyarakat dinilai tidak puas dengan kepemimpinan petahana

10 Petahana di Jatim Terjungkal, Pengamat Politik: Publik Tidak PuasIlustrasi Pilkada Serentak 2020 (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengamat politik yang juga Direktur Surabaya Survei Center (SSC), Mochtar W. Oetomo menilai, kekalahan petahana ini menandakan tingkat ketidakpuasan masyarakat. Ponorogo misalnya, survei sebelum hari pemungutan suara kepuasan masyarakat terhadap Bupati Ipong kurang bagus.

Kemudian di Jember, konflik yang berlarut antara legislatif dengan Bupati Faida menyisakan problem. Selain juga tidak adanya partai yang mendukung Faida.

"Persoalannya adalah bahwa Pilkada serentak 2020 bersamaan dengan merebaknya pandemik COVID-19. Pandemik menyisakan banyak problem di kalangan pemerintahan, baik pusat, regional, maupun lokal, karena kompleksnya persoalan," kata dia.

"Maka wajar, rata-rata dari berbagai hasil tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan pada masa ini relatif rendah. Itu relatif berimplikasi pada pilkada, di mana banyak calon-calon yang tidak bisa menjawab ekspektasi masyarakat itu kemudian kalah," Mochtar menambahkan.

Baca Juga: Berdasarkan Hitung Sirekap KPU, 9 Kepala Daerah Petahana Jatim Tumbang

Topik:

  • Dida Tenola

Berita Terkini Lainnya