TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Remaja Sekolah Nonformal di Surabaya Dapat Pelatihan Digital

Unicef bekerja sama dengan ITS

FGD Digital Skill Programme di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Selasa (4/6/2024). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Ratusan remaja dari sekolah nonformal di Surabaya mendapat pelatihan digital dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Program bernama Keterampilan Abad 21 ini dikembangkan bagi remaja yang terpinggirkan di Surabaya, Selasa (4/6/2024).

Program ini dirancang untuk membekali remaja dengan keterampilan kewirausahaan, digital, dan keterampilan abad 21 seperti komunikasi, negosiasi, berfikir kritis, bekerja sama, dan membuat keputusan. Sehingga para remaja bisa terus berkreasi dan produktif di berbagai sektor.

1. 300 remaja dari pendidikan nonformal dapat pelatihan

kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (instagram.com/its_campus)

Chief Education Unicef Indonesia Katheryn Bennett menuturkan, inisiatif ini sebenarnya sudah dimulai pada 2023 dan dijadwalkan akan berlanjut hingga Desember 2024. Tentu dengan perluasan jangkauan serta keterlibatan lebih banyak dari anak-anak serta para remaja.

“Ada sekitar 2.040 remaja. Dari jumlah itu ada sekitar 300 remaja dari pendidikan nonformal sudah dijangkau dan 125 guru, termasuk 20 guru dari pendidikan nonformal juga sudah dilatih,” kata Katheryn ketika ditemui di sela-sela kunjungan dan FGD Digital Skill Programme di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Jl. Kalilom Lor Indah 248, Tanah Kali Kedinding, Surabaya.

Ia melanjutkan, program keterampilan abad ke-21 yang melibatkan banyak remaja sudah menghasilkan berbagai hasil optimal. Salah satunya 1.115 situs web telah dikembangkan, 374 remaja telah menyelesaikan pelatihan dasar produk digital serta mampu mengembangkan 40 aplikasi digital.

“Oleh sebab itu pada tahun 2024, direncanakan akan ada tambahan 160 guru yang akan dilatih dan tambahan 1.200 remaja akan dijangkau,” jelasnya.

Baca Juga: 1.110 Aset Tidur di Surabaya akan Disulap, Ada yang Jadi Tempat Wisata

2.Dialog dengan pemangku kepentingan

Dalam kunjungannya ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kota Surabaya, tim dari UNICEF serta Pemprov Jatim dan ITS mencoba untuk berdialog langsung dengan pemangku kepentingan utama seperti tutor, kepala sekolah, dan juga pihak swasta sebagai mentor.

Bahkan, mereka juga berdiskusi langsung dengan remaja tentang implementasi program di lingkungan pendidikan non formal. Mereka menyerap banyak masukan terkait laju program, tantangan, rekomendasi, dan saran ke depan dalam pengembangan program.

“Kami juga ingin mendapatkan masukan terkait kebermanfaatan serta daya jangkau pada para remaja yang bisa terlibat secara langsung, ini akan menjadi masukan untuk perencanaan program ke depannya” ungkapnya. 

Berita Terkini Lainnya