TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Peringatan Megatrust dari BMKG, Pemkot Surabaya Lakukan Mitigasi

Jangan panik ges!

pinterest.com/zeanzen

Surabaya, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatolgi dan Geofisiki (BMKG) menyebut megathrust di Indonesia hanya tunggu menunggu waktu. Pemerintah Kota Surabaya sendiri telah melakukan berbagai langkah mitigasi bencana.  

Seperti dikutip dari Instagram BMKG Juanda, isu Megathrust yang beredar bukanlah prediksi ataupun peringatan dini, melainkan peringatan bagi kita semua akan hasil kajian dari skenario kemungkinan terburuk jika megathrust benar terjadi. 

Jika megathrust ini terjadi, maka seluruh wilayah Jatim berpotensi merasakan atau terdampak getaran gempanya, namun untuk wilayah yang terdampak tsunami jika megathrust ini terjadi adalah wilayah pesisir selatan Jatim, seperti pesisir Pacitan hingga pesisir Banyuwangi 

BMKG meminta masyarakat untuk jangan panik menanggapi isu ini, sebaiknya mulai membiasakan diri untuk rutin latihan langkah mitigasi gempa bumi dan tsunami. Untuk langkah mitigasi tsunami dapat gunakan rumus 20/20/20, yaitu jika terjadi gempa lebih dari 20 detik, maka warga mempunyai waktu 20 menit untuk mengungsi ke tempat dengan ketinggian di atas 20 meter. Tutorial langkah mitigasi gempabumi dan tsunami selengkapnya dapat diakses pada "Sorotan Mitigasi Bencana".

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Surabaya memiliki sesar dua aktif. Sehingga, mitigasi pun sudah dilakukan jauh sebelum BMKG mengabarkan tentang megathrust. 

"Kalau kita, sejak ada sesar yang melintas di Surabaya itu sudah dilakukan mitigasi-mitigasi, juga oleh BPBD mulai jaman kepala dinas yang baru, sudah melaksanakan sosialisai," ungkap Eri, Minggu (18/8/2024). 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya juga telah melakukan sosialisasi. Terutama sosialisasi mitigasi terhadap bencana dampak dari sesar aktif di Surabaya. 

"BPBD Kota Surabaya melakukan sosialisasi terhadap hasil-hasil mitigasi yang akan dilewati oleh sesar-sesar dan gempa-gempa yang ada, bagaimana cara penanganan ketika ada gempa, bagaimana ketika kita menghadapi gempa pertama kali," kata dia. 

Eri menuturkan, sosialisasi mitigasi bencana alam di Surabaya melibatkan sejumlah pihak. Termasuk para ahli yang mengetahui titik mana yang berpotensi mengalami gempa paling parah. 

"Kita sudah lakukan sosialisai-sosialisasi dan juga melibatkan banyak pihak yang lebih mengetahui terkait gempa-gempa yang kemungkinan akan lewat di Kota Surabaya di titik mana yang paling parah, itu yang kami lakukan. Mudah-mudahan gak lewat surabaya," pungkas Eri. 

Baca Juga: Pacitan Diguncang Gempa M 5,1 Terasa hingga Trenggalek

Berita Terkini Lainnya