TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Massa di Surabaya Deklarasi Kotak Kosong

Kecewa sama Eri-Armuji

Sejumlah massa aksi melakukan aksi deklarasi dukung kotak kosong di depan kantor DPRD Surabaya, Selasa (17/9/2024). (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Sejumlah orang beraksi di Kota Surabaya mendeklarasikan dukungan terhadap kotak kosong pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) 2024. Aksi yang digelar di depan kantor DPRD Surabaya, Selasa (17/8/2024) itu dilakukan sebagai bentuk protes atas kepemimpinan Eri Cahyadi-Armuji. Mayoritas massa aksi deklarasi kotak ijo merupakan pemegang surat ijo atau tanah Pemkot yang digunakan untuk hunian dan usaha.

"Bahwa pada Pilkada Surabaya 27 November 2024 nanti, kami akan memilih untuk mencoblos kotak kosong sebagai wujud protes dan perlawanan terhadap para pimpinan partai, yang telah gagal menyerap aspirasi rakyat dan lebih mementingkan konsolidasi dan berbagi kekuuasaan daripada kesejahteraan rakyat Surabaya," ujar seorang orator, saat menyampaikan deklarasi.

Mereka menilai, Pilkada harusnya menjadi ajang untuk memilih pemimpin yang benar. Akan tetapi, partai-partai sibuk berkonsolidasi dan tidak menghadirkan pilihan pada Pilkada kali ini kepada masyarakat. "Para pimpinan partai telah mengabaikan suara rakyat dan mengesampingkan kepentingan warga Surabaya, demi ambisi politik dan kepentingan pribadi dan oligarki," ujar mereka.

Menurut mereka, kesejahteraan rakyat semakin terabaikan karena para elit politik sibuk berkonsolidasi dan berbagi kekuasaan satu sama lain tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya.

Oleh karena itu melalui deklarasi tersebut, massa aksi menyatakan bahwa pertama, mereka memilih kotak kosong sebagai bentuk penolakan terhadap calon tunggal yang diusung oleh partai partai politik yang tidak peka terhadap aspirasi rakyat.

"Kedua, kami berharap dengan kemenangan kotak kosong, partai politik dan para elit dapat menerima pesan kuat dari rakyat bahwa kami menginginkan perubahan nyata, bukan sekadar retorika politik," kata mereka.  

Ketiga, mereka mendesak para pimpinan partai untuk kembali ke jalan yang benar dengan memperjuangkan kepentingan rakyat di atas segalanya. "Dengan mencoblos kotak kosong, kami berharap menjadi titik balik bagi demokrasi di Surabaya, sebuah pesan bahwa kekuasaan sejati berada di tangan rakyat, bukan di tangan segelintir elit politik dan oligarki kekuasaan yang mengkonsolidasikan diri hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri.''

Sementara itu, kordinator umum gerakan kotak kosong, Hariyanto mengatakan, tujuan aksi hari ini adalah memenangkan kotak kosong. Targetnya kotak kosong menang 50 persen plus satu. "(Target) gak muluk-muluk yang penting kotak kosong menang 50+1 aja cukup tapi teman-teman ingin menang 70 persen, 60 persen," Hariyanto.

Bila kotak kosong menang, mereka berharap agar wali kota yang dihadirkan bukan boneka. Sementara, wali kota saat ini tak boleh ikut pemilihan lagi. "Yang penting kotak kosong menang dan wali kota yang akan ditunjuk sama Kemendagri muncul dan wakil wali kotanya yang dipilih sekarang tidak boleh (ikut) pemilihan lagi," kata dia.

Dia mengaku, deklarasi kotak kosong ini juga karena pihaknya kecewa dengan Eri Cahyadi dan Armuji karena dirasa tidak mendengarkan aspirasi rakyat. Terutama soal polemik tanah surat ijo. "Eri-Armuji ini selalu membohongi kepentingan surat ijo. Apa yang kita ajak audiensi, berbicara, tidak mau. Alasannya aku iki durung lahir rek (saya ini belum lahir). Jadi yang jelas kami kecewa, kecewa berat dengan Eri Cahyadi sama Armuji," pungkas dia.

 

Baca Juga: Risma Tak Masalah Eri Cahyadi Dekat dengan Khofifah

Berita Terkini Lainnya