Dosen Unair Sebut Kotak Kosong Dapat Turunkan Partisipasi Pemilih
Bukan indikasi krisis demokrasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times- Dosen Politik Universitas Airlangga (Unair), Hari Fitrianto menanggapi soal Pilkada di sejumlah daerah yang melawan kotak kosong. Kotak kosong dapat menurunkan partisipasi pemilih.
Di Indonesia ada 41 daerah yang melawan kotak kosong. Sementara di Jawa Timur ada 5 daerah.
1. Kotak kosong karena penjadwalan pemilu kurang ideal
Menurutnya, fenomena kotak kosong bukanlah indikasi dari krisis demokrasi, melainkan lebih kepada masalah teknis terkait penjadwalan pemilu yang kurang ideal.
"Fenomena kotak kosong itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan krisis demokrasi. Melainkan, hanya soal pengaturan jadwal antara pemilu nasional dengan pilkada yang terlalu dekat," ujar Hari, Selasa (10/9/2024).
Hari menekankan pentingnya prinsip timely manner dalam penyelenggaraan pemilu. Dalam prinsip ini, pemilu harus dirancang untuk memungkinkan partisipasi maksimal dari masyarakat. Sayangnya, menurut Hari, ambisi untuk melaksanakan pilkada serentak di tahun ini belum diiringi dengan pertimbangan waktu yang matang.
"Dengan menyerentakkan antara pemilu nasional dengan pilkada, partai politik dan calon-calon pemimpin di daerah tidak punya cukup waktu untuk melakukan konsolidasi," jelasnya.
Baca Juga: Bawaslu Jatim Persilakan Masyarakat Kampanye Memilih Kotak Kosong