PPKM, Kedelai, dan Minyak Goreng, Nasib Apes Produsen Keripik Tempe

Dan masih ada yang tega nimbun minyak goreng?

Malang, IDN Times - Sejumlah pengusaha keripik tempe di sentra produksi tempe Sanan, Kota Malang harus merasakan apes bertubi-tubi. Penerapan PPKM Level 3 membuat penjualan mereka turun drastis karena banyak kunjungan wisawatan berkurang. Hal ini diperparah dengan naiknya harga kedelai yang menggerus keuntungan mereka. Lebih apes lagi karena mereka harus menghadapi kelangkaan minyak goreng. 

1. Dampak PPKM Level 3, dirasakan sejak awal Februari

PPKM, Kedelai, dan Minyak Goreng, Nasib Apes Produsen Keripik TempeProduksi tempe di salah satu perajin sentra tempe Sanan tetap normal seperti biasa. IDN Times/Alfi Ramadana

Salah satu pengusaha keripik tempe Sanan yang merasakan dampak adalah Rohani Trio Andi Cahyono. Dirinya mengakui bahwa semenjak kasus COVID-19 meningkat lagi, terjadi penurunan penjualan. Belum lagi harga bahan baku yang mahal juga membuat pengusaha berada dalam kesulitan. Dampak tersebut paling tidak mulai dirasakan pada awal Februari 2022 oleh hampir sebagian besar pengusaha keripik tempe. 

"Bulan-bulan ini memang penjualan lebih sepi daripada sebelumnya," ucap Rohani, Senin (21/2/2022). 

2. Terpaksa kurangi kapasitas produksi

PPKM, Kedelai, dan Minyak Goreng, Nasib Apes Produsen Keripik TempeProdusen tempe Sanan tetap berproduksi meski harga kedelai mengalami kenaikan. IDN Times/Alfi Ramadana

Untuk meminimalisir kemungkinan kerugian, Rohani harus mengurangi jumlah produksi keripik tempe sehari-harinya. Normalnya usaha keripik tempe mililnya bisa menghabiskan hingga 100 kilogram kedelai per harinya. Tetapi dengan kondisi saat ini, dirinya melakukan pengurangan produksi hingga 10 persen. 

"Pengurangan 10 persen ini untuk mengantisipasi. Produksi tetap jalan agar tidak terjadi kerugian juga," imbuhnya. 

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Produsen Keripik Sanan Mulai Sambat 

3. Maksimalkan pemasaran digital

PPKM, Kedelai, dan Minyak Goreng, Nasib Apes Produsen Keripik TempePexels/PhotoMIX Company

Menurunnya penjualan offline membuat Rohani mencari alternatif lain. Salah satu yang ia lakukan adalah dengan menggunakan pemasaran digital. Untuk semakin menarik perhatian, dirinya juga memberikan berbagai promo khusus kepada pembeli. "Ada berbahai macam promo yang kami berikan. Mulai dari voucher belanja hingga promo ketika ada momen-momen tertentu. Ini untuk meningkatkan kembali penjualan. Setidaknya masih bisa membantu," sambungnya. 

Terlepas dari itu, Rohani menyebut bahwa untuk kebutuhan bahan baku saat ini masih mudah didapat meskipun dari harga saat ini masih mahal. Pengusaha harus memutar otak agar masih bisa mendapatkan untung.

Satu hal lagi yang ia syukuri adalah tidak ada penyekatan di tengah PPKM. Hal ini membuat distribusi bahan baku masih lancar dan tidak tersendat.  "Karena tidak ada penyekatan, jadi untuk kebutuhan bahan baku masih aman. Ekspedisi juga masih bisa berjalan normal," pungkasnya. 

4. Para pedagang juga masih harus berebut minyak goreng

PPKM, Kedelai, dan Minyak Goreng, Nasib Apes Produsen Keripik TempeStok minyak goreng (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, Laili Alfrida produsen keripik tempe lain di Sanan mengakui bahwa saat ini pengusaha harus bisa berhitung. Pasalnya selain harga bahan baku mahal dan turunnya penjualan, mereka juga dihadapkan pada harga minyak goreng yang masih mahal. Kondisi ini membuat pengusaha tak berbuat banyak dan tetap melakukan produksi.

"Saat ini kami tidak bisa mengurangi ukuran keripik. Karena memang sudah kecil. Kalau dikurangi lagi, membungkusnya susah," katanya. 

Laili menyebut bahwa tak menutup kemungkinan dirinya bakal menaikkan harga keripik tempe. Tetapi semua bergantung pada harga bahan baku. Jika bisa segera turun dalam waktu dekat, maka dirinya tidak akan menaikkan harga. Tetapi jika harga semakin mahal maka tidak ada pilihan lain demi tetap bisa bertahan dalam situasi sulit saat ini.

"Sekarang harganya masih normal yaitu Rp5000 untuk isi 100  gram keripik tempe. Kami juga berhitung untung ruginya. Kalau sekiranya tidak nutut biaya produksi pastinya harganya kami naikkan," tandasnya. 

Baca Juga: Harga Kedelai Impor dan Lokal di Jatim Melangit

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya