Gali Potensi Ekspor, Bank Indonesia Gelar Festival Kopi di Malang

Malang, IDN Times - Bagi sebagian orang, minum kopi merupakan bagian dari gaya hidup. Bahkan, tak sedikit yang menganggap minum kopi merupakan bagian dari budaya masyarakat.
Meskipun kopi kini sudah mulai dinikmati berbagai kalangan, namun nyatanya pemasaran kopi sejauh ini masih sebatas di tingkat lokal saja. Adapun untuk ekspor, sejauh ini masih belum terlalu meyakinkan.
Melihat hal itu, Bank Indonesia cabang Malang mencoba memfasilitasi para pengusaha kopi untuk bisa meningkatkan kualitas produk mereka. Salah satunya dengan menggelar festival kopi bertajuk Artcofest yang akan digelar pada akhir bulan ini.
1. Kopi sebagai komoditas potensial
Sejauh ini, kopi di Indonesia merupakan komoditas potensial. Namun, sampai saat ini belum banyak yang memaksimalkan potensi tersebut. Terutama untuk sektor ekspor.
Hal itulah yang ingin coba didorong oleh Bank Indonesia melalui Artcofest. Sehingga, nantinya masyarakat bisa lebih mengenal produk kopi lokal yang jarang terekspos.
"Kopi ini memiliki dua kemungkinan. Selain untuk meningkatkan ekonomi daerah, juga potensi untuk ekspor yang cukup besar," papar Kepala BI Cabang Malang Azka Subhan.
2. Beberapa produk sudah tembus pasar ekspor
Sejauh ini beberapa produk kopi memang sudah mulai menembus pasar ekspor. Namun hal itu dinilai masih belum terlalu maksimal. Sebab, beberapa produsen kopi melakukan ekspor melalui jasa eksportir. Tentunya keuntungan yang didapat masih sangat kecil dibandingkan bila mereka ekpor langsung.
"Beberapa daerah yang sudah mulai ekspor itu ada di Prigen dan Dampit," tambah Azka.
Baca Juga: Festival Kopi Sepuluh Ewu Jadi Ajang Barista Banyuwangi Berbagi Ilmu
3. Perhatikan kualitas kopi
Di sisi lain, Azka mengakui, jika bicara masalah ekpsor, maka tentu hal itu berhubungan dengan kualitas produk. Saat ini permasalahan utama yang banyak dihadapi oleh produsen adalah masalah kualitas. Sebab, untuk menjaga kualitas ini perlu pemahaman dan perawatan maksimal.
"Untuk menghasilkan kopi berkualitas, maka petik merah. Jadi memetik saat kopi sudah memerah. Sehingga tingkat kematangan kopi bisa maksimal," sambungnya.
4. Temui berbagai hambatan
Sejauh ini, banyak hambatan yang ditemui oleh masyarakat produsen kopi. Utamanya dalam upaya meningkatkan kualitas produk mereka untuk ekspor. Namun, Azka berharap ke depan para petani benar-benar bisa meningkatkan kualitas produk kopi mereka. Sehingga menjadi layak ekspor.
"Kalau ekspor tentu mereka bisa mendapat harga yang bagus. Tetapi sejauh ini mereka belum bisa ekspor langsung. Ini yang cukup menyulitkan," tandasnya.
Baca Juga: Wirastho, Pelukis Ampas Kopi yang Karyanya Mendunia