Kampanye Terbuka, Jokowi: Jangan minta Sepeda, Gak Boleh Sama KPU

Bolehnya apa dong, Pak?

Banyuwangi, IDN Times -  Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo, melakukan kampanye terbuka di Kabupaten Banyuwangi, Senin (25/3). Sebelum melakukan kampanye di Taman Blambangan, Jokowi menjadi menjadi pembicara di hadapan generasi muda. Ia pun mengisahkan perjalanan hidupnya yang bermula sebagai seorang pebisnis sebelum banting setir menjadi politikus.

Baca Juga: Hari Ini Jokowi Akan Kunjungi Banyuwangi, Ini Kegiatannya

1. Kampanye jangan harap minta sepeda

Kampanye Terbuka, Jokowi: Jangan minta Sepeda, Gak Boleh Sama KPUIDN Times/Mohamad Ulil Albab

Tak seperti saat melakukan kunjungan kerja, Jokowi meminta agar masyarakat tak meminta sepeda. Meski begitu, masih ada warga yang berteriak untuk minta sepeda ke Jokowi.

"Minta sepeda?, Sekarang jangan harap kalau naik gini bisa dapat sepeda. Gak boleh sama KPU (Komisi Pemilihan Umum) Saya senang saja tidak beri sepeda. Sepeda saya utuh," ujar Jokowi disertai gurauan.

2. Sempatkan berdialog dengan warga

Kampanye Terbuka, Jokowi: Jangan minta Sepeda, Gak Boleh Sama KPUIDN TImes/Mohamad Ulil Albab

Jokowi pun meminta salah satu warga bernama Intan asal Purwoharjo untuk naik ke atas panggung. Ia bertanya dari hal-hal yang sederhana hingga tantangan dalam usahanya

"Saya jual produk online, topi dan sepatu. Tapi masih belum produksi sendiri, masih beli ke orang. Keuntungannya per bulan Rp1,5 juta," kata Intan. "Untung segitu sudah bagus, konsentrasi saja di market place-nya, bagaimana bisa mendongkrak penjualan," kata Jokowi menanggapi.

3. Menyatukan ekosistem online dan offline

Kampanye Terbuka, Jokowi: Jangan minta Sepeda, Gak Boleh Sama KPUIDN TImes/Mohamad Ulil Albab

Selain itu, kata Jokowi, perlu adanya penyatuan antara pengusaha yang masih offline dengan pemasaran online. Bila keduanya sudah digabung, maka akan menjadi kekuatan ekonomi yang besar.

"Ada banyak peluang-peluang global, dengan adanya landscape ekonomi, politik global, pemuda bisa ngisi. Tapi butuh perjuangan keras. Menyiapkan ekosistem online dan offline, gabungkan kedua itu akan jadi kekuatan besar. Ekosistem Offline dengan memperbaiki packaging, warna, label, agar brand-nya naik. Kemudian ekosistem Online-nya, menyiapkan market place-nya."

"Saya lihat, anak-anak terjun di online-nya, tapi offline-nya tidak digarap. Semua produk punya peluang. Karena banyak produk kita yang masih tradisional, rasa enak tapi kemasan tidak baik. Produknya bagus tapi finishing tidak baik sehingga susah masuk ke pasar," tambahnya.

Baca Juga: Kampanye Terbuka Jokowi-Ma'ruf Amin Meriah, Moeldoko Makin Optimis

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya