Rumah Lahir Bung Karno Baru Diresmikan, Langsung Dikunjungi Ganjar 

Rumah Bung Karno menjadi wisata Heritage

Surabaya, IDN Times - Bakal Calon Presiden (Bacapres) 2024, Ganjar Pranowo dijadwalkan akan napak tilas di rumah kelahiran Bung Karno, di Jalan Pandean IV No.40, hari ini Sabtu (6/5/2023). Rumah Bung Karno baru diresmikan pagi tadi oleh Wali Kota Surabaya sebagai destinasi wisata heritage. 

1. Surabaya dan Rumah Bung Karno tak dapat dipisahkan

Rumah Lahir Bung Karno Baru Diresmikan, Langsung Dikunjungi Ganjar Presiden pertama RI Sukarno (Repro Buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat)

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, sejarah Kota Pahlawan tidak bisa dilepaskan dari Bung Karno. Maka dari itu, ia ingin sejarah Bung Karno terus melekat dengan Kota Pahlawan. 

“Bung Karno dan Surabaya tidak bisa dipisahkan, seperti dua sisi mata uang. Saya ingin Surabaya melekat dengan Bung Karno, seperti halnya sejarah tempat orang tua Bung Karno (Raden Soekemi Sosrodihardjo) mengajar juga akan kita hidupkan kembali,” ujar Eri. 

Melalui wisata tersebut, sejarah Bung Karno bagi Arek-arek Suroboyo selalu diingat. Arek-arek Suroboyo tidak lupa dengan sejarah Kota Pahlawan, kawasan sejarah yang berada di Peneleh ke depannya akan dibuat saling terintegrasi menjadi Wisata Kebangsaan.

2. Rumah Bung Karno satu paket dengan rumah H.O.S Tjokroaminoto

Rumah Lahir Bung Karno Baru Diresmikan, Langsung Dikunjungi Ganjar IDN Times/Fitria Madia

Selain tak bisa dipisahkan dengan Kota Pahlawan, Rumah Lahir Bung Karno juga tidak bisa dipisahkan oleh kediaman H.O.S Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Gang VII No. 29–31, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Sejarah menuliskan, Bung Karno pernah tinggal di rumah kos milik H.O.S Tjokroaminoto pada awal abad ke-20. Presiden RI ke-1 tersebut menjadikan rumah H.O.S Tjokroaminoto bukan hanya sebagai tempat tinggal, namun juga dijadikan tempat untuk belajar dan membentuk pemikiran nasionalisme. 

“Akan kita bentuk (Wisata Kebangsaan) di kawasan Peneleh ini, karena sangat luar biasa. Pemerintah Kota (Pemkot) tidak bisa sendiri dalam mengembangkan kawasan ini menjadi wisata kebangsaan, maka dari itu kita juga akan didampingi oleh teman-teman dari komunitas dan pegiat sejarah,” ujar Cak Eri.

Eri pun ingin, pengembangan wisata sejarah di kawasan Peneleh ini sudah harus mulai berjalan pada Juni 2023, bersama dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) serta didampingi oleh komunitas sejarah.

“Menyambut Hari Pancasila, maka ini sudah harus berjalan, ini juga tugas Pak Camat dan Pak Lurah. Kudu iso (harus bisa), karena apa? Surabaya jangan pernah lupa sejarahnya,” inginnya. 

3. Ada berbagai arsip dan memorabilia Bung Karno

Rumah Lahir Bung Karno Baru Diresmikan, Langsung Dikunjungi Ganjar Rumah Bung Karno di Peneleh (instagram.com/myheritgaetrip)

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar), Wiwiek Widayati menuturkan, di dalam Rumah Lahir Bung Karno terdapat arsip-arsip sejarah, potret silsilah keluarga Presiden Sukarno, memorabilia, yang dibentuk menarik. 

“Terdapat juga audio visual dan film yang terkait dengan Bung Karno. Kami harap dengan adanya Rumah Lahir Bung Karno, semua informasi yang diinginkan bisa didapatkan dengan mudah di sini,” kata Wiwiek. 

Di samping itu, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Kukuh Yudha Karnanta berharap, kawasan dengan dibukanya Rumah Bung Karno bisa dijadikan sebagai pilihan paket wisata sejarah yang terintegrasi di Kota Pahlawan. 

Menurutnya, di kawasan Peneleh banyak terdapat spot menarik yang diantaranya disebutkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi yakni H.O.S Tjokroaminoto, kemudian ada juga bangunan Hollands Indische School (HIS) yang beroperasi dari tahun 1921 hingga 1928, sekarang menjadi SDN Alun-alun Contong 1.

“Jadi bisa terintegrasi menjadi sebut paket wisata. Bangunan SDN Alun-alun Contong 1 lokasinya berada di Jalan Sulung tak jauh kawasan tersebut,” jelas Kukuh. 

Kukuh menambahkan, jika ke depannya SDN Alun-alun Contong 1 dimasukkan ke dalam paket destinasi wisata sejarah, maka bangunan sekolah itu harus dipertahankan sesuai dengan aslinya. Selain itu, bisa juga dibentuk kurikulum yang berkaitan dengan sejarah pendidikan Kota Pahlawan. 

“SDN itu kan tempat bapak dari Bung Karno yaitu Raden Soekemi Sosrodihardjo. Artinya dengan adanya SDN tersebut, maka akan memperkaya destinasi wisata heritage di Kota Pahlawan, sekaligus memperkuat signifikansi Sukarno sebagai arek Suroboyo,” pungkasnya.

Baca Juga: Konferensi di Unair, Sekjen PDIP Paparkan Pemikiran Bung Karno

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya