Banjir di Lamongan Meluas, 1.770 Rumah Warga Terendam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lamongan, IDN Times - Banjir yang terjadi di Kabupaten Lamongan semakin meluas. Hingga sampai saat ini, Senin (20/12/2021), total sudah ada 6 kecamatan terendam. Banjir yang disebabkan meluapnya aliran Sungai Bengawan Njero tersebut juga mengakibatkan 1.770 rumah warga terendam. Selain merendam rumah.
Banjir tersebut juga menyebabkan jalan antar desa dan ratusan hektar tambak milik para petani terendam. Sementara untuk ketinggian banjir sendiri bervariasi, dari 10 hingga 25 centimeter.
1. BPBD Lamongan klaim banjir kali ini tidak separah banjir tahun lalu
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lamongan Muhammad Muslimin saat ditemui mengatakan, banjir yang terjadi di 6 kecamatan tersebut disebabkan adanya intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan aliran Sungai Bengawan Njero Lamongan meluap dan mengenanggi rumah warga. Meski begitu, Muslimin mengklaim jika banjir yang terjadi kali ini tidak separah banjir tahun sebelumnya.
"Total sudah ada 6 kecamatan yang terendam banjir. 6 kecamatan itu berada di sekitar aliran Sungai Bengawan Njero dan sampai saat ini ada 1.770 rumah warga terendam," jelas Muslimin.
Baca Juga: Sepekan Terendam Banjir, Perahu Jadi Sarana Mobilitas Warga Lamongan
2. Warga memilih bertahan meski rumahnya kebanjiran
Meski, lanjut Muslimin, 6 kecamatan saat ini tengah dilanda banjir. Namun banjir tersebut tidak sampai membuat warga yang rumahnya terendam mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka tetap memilih bertahan di rumah masing-masing dan masih bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
"Gak ada yang mengungsi kok mas, karena banjir tahun ini tidak separah tahun sebelumnya dan kami pihak pemerintah melalui BPBD juga sudah memberikan bantuan berupa beras kepada masyarakat yang saat ini dilanda banjir," imbuhnya.
3. Agar banjir tidak semakin parah, pemerintah juga sudah mengoptimalkan pompa air
Selain memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak, pemerintah juga sudah berupaya menanggulangi bencana banjir tersebut dengan melakukan normalisasi sungai. Selain itu 9 unit pompa air yang berada di pintu air Sungai Bengawan Njero juga sudah difungsikan untuk menyedot air yang mengenanggi rumah warga. Muslimin sendiri memprediksi banjir akan terus terjadi mengingat hujan yang turun masih terus terjadi.
"Ya kalau melihat kondisi cuaca seperti ini, banjir akan terus terjadi. Tapi kita berharap agar aliran Sungai Bengawan Solo tidak naik sehingga air yang berada di Bengawan Njero bisa dibuang ke sana (Bengawan Solo), tapi kalau air Bengawan Solo pasang ya tentunya hal itu akan menghambat pembuangan," imbuhnya.
4. Total kerugian akibat bencana banjir mencapai Rp22 miliar
Adapun 6 kecamatan yang saat ini masih dilanda banjir, yakni Kecamatan Karangbinangu yang terdiri dari 9 desa, yakni Desa Waruk, Sukarejo, Somowinangun, Karanganom, Blawi, Putatbangan, Baranggayam, Pendowolimo, Ketapang telu. Kecamatan Glagah, terdiri dari Desa Soko, Morocalan, Rayunggumuk, Gempolpendowo, Pasi, Margoanyar, Mendogo dan juga Menganti, Kecamatan Deket terdiri dari Desa Weduni, Tukerto, Sidomulyo, Laladan dan Dinoyo. Kecamatan Kalitengah, Pucangro, Pucangtelu, Somosari, Jelakcatur, Lukrejo, Tiwet, Blajo, Gambuhan dan Bojoasri. Kecamatan Turi, Desa Putat kumpul, Kemlagilor, Pomahanjanggan, Kepudibener dan Kecamatan Karanggeneng, Kalanganyar, Kendalkemlaai dan Banjarmadu.
"Akibat banjir yang terjadi tahun ini kerugian yang dialami oleh para petani kalau ditotal menjadi 22 miliar lebih," pungkasnya.
Baca Juga: Banjir Kembali Terjang Kabupaten Lamongan, Puluhan Rumah Terendam