Meski Sudah Vaksin, Pakar Sebut COVID-19 Varian Baru Bisa Menginfeksi

Tetap jaga protokol kesehatan, ya!

Surabaya, IDN Times - Fenomena lonjakan kasus COVID-19 di Bangkalan menuai spekulasi berbagai pakar akan kemungkinan tersebarnya varian corona baru. Apalagi, para tenaga kesehatan yang sudah divaksin pun turut ikut terpapar bahkan hingga meninggal dunia. Pakar Imunologi Universitas Airlangga (Unair) pun menegaskan bahwa vaksinasi saja tak cukup menangkal virus corona secara penuh terutama yang sudah bermutasi.

1. Proses reinfeksi terhadap orang yang sudah divaksinasi mungkin terjadi

Meski Sudah Vaksin, Pakar Sebut COVID-19 Varian Baru Bisa MenginfeksiIlustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) sekaligus Pakar Imunologi Unair Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dr., M.Si, M.Ked.Klin, SpMK menuturkan bahwa proses reinfeksi terhadap seseorang yang sudah divaksinasi amat mungkin terjadi. Hal ini diakibatkan dari antibodi yang dihasilkan vaksinasi belum tinggi sehingga tubuh tak bisa menetralisasi virus.

"Pada orang tertentu kemungkinan antibodi memang tidak dihasilkan terlalu tinggi. Sehingga yang terjadi virus dapat bertahan dan menimbulkan infeksi," ujarnya, Senin (14/6/2021).

Baca Juga: CT Rendah, 92 Persen Pasien Klaster Madura di RSLI Amat Infeksius

2. Kemungkinan reinfeksi akibat varian baru virus

Meski Sudah Vaksin, Pakar Sebut COVID-19 Varian Baru Bisa MenginfeksiIlustrasi: B.1.1.7. news.yale.edu

Reinfeksi ini pun kemungkinan besar terjadi terhadap virus varian baru. Pasalnya, susunan basa pada virus yang sudah termutasi ini berpotensi berbeda dengan varian virus corona yang digunakan dalam vaksin. Alhasil, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin tak bisa mendeteksi virus varian baru dengan baik.

“Meski sudah divaksin, karena coronavirus-nya beda varian, maka bisa terjadi proses re-infeksi tadi,” ungkapnya.

3. Beberapa negara temukan reinfeksi warga telah divaksinasi akibat varian baru virus corona

Meski Sudah Vaksin, Pakar Sebut COVID-19 Varian Baru Bisa MenginfeksiIlustrasi mutasi virus corona varian B117 dari Inggris. embl.org

Agung melanjutkan bahwa di beberapa negara seperti Hongkong sudah menemukan kasus reinfeksi pasien yang telah divaksinasi akibat varian baru virus corona. Beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat juga sudah menyatakan hasil penelitian serupa.

"Pada beberapa kasus, walaupun sedikit, bisa terjadi reinfeksi pada Varian Alpha. Begitu pula dengan Varian Beta yang dapat menimbulkan reinfeksi juga walaupun tidak tinggi,” tuturnya.

4. Efikasi vaksin menurun di beberapa kasus tapi bukan berarti percuma

Meski Sudah Vaksin, Pakar Sebut COVID-19 Varian Baru Bisa Menginfeksiilustrasi penyuntikan vaksin (ANTARA FOTO/Soeren Stache/Pool via REUTERS)

Namun, Agung menekankan bahwa kasus-kasus reinfeksi ini tak semerta-merta membuat vaksin menjadi percuma. Meski ada yang reinfeksi, namun masih banyak pula orang terlindungi oleh vaksin. Selain itu, secara umum Varian Alpha dapat dinetralisir terhadap hampir semua vaksin. Sedangkan pada Varian Beta, banyak vaksin mengalami proses penurunan efikasi.

"Beberapa waktu yang lalu, WHO sudah merilis laporan riset tentang efikasi vaksin
dari berbagai vaksin yang ada di dunia. WHO menyebutkan bahwa efikasi vaksin
beragam antara satu orang dengan yang lain bagaimana responnya terhadap varian
tadi," terangnya.

5. Pemerintah dan masyarakat harus tetap siaga meski telah divaksinasi

Meski Sudah Vaksin, Pakar Sebut COVID-19 Varian Baru Bisa MenginfeksiPenumpang memakai masker dan pelindung wajah (Face Shield)�di Kereta Api (KA) Ranggajati relasi Cirebon-Jember saat transit di Stasiun Balapan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/6).(ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Dengan fakta-fakta yang telah ia jabarkan, Agung pun meminta berbagai pihakk bersiap dengan adanya gelombang varian baru virus corona ini. Ia berpesan agar pemerintah memastikan sarana prasarana penanganan COVID-19 dengan baik. Ia juga berharap masyarakat tak abai protokol kesehatan meski telah divaksinasi.

"Sarana dan prasarana perawatan harus ditingkatkan terutama keberadaan ruang
isolasi untuk pasien, baik yang perlu diisolasi sebagai OTG ataupun orang yang
mengalami sakit COVID-19 mulai dari ringan hingga berat. Serta tidak lupa menjalankan
protokol kesehatan dengan ketat. Dimulai dengan menggunakan masker yang benar,
cuci tangan, menjaga jarak dengan baik, mobilitas dibatasi. Itu semua tujuannya
dalam rangka untuk mencegah proses transmisi virus," tegasnya.

Baca Juga: Teliti Varian COVID-19 di Bangkalan, Unair Terima 40 Spesimen

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya