Kadernya Jadi Korlap Aksi Asrama Papua, Ini Jawaban Fadli Zon
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Surabaya, IDN Times - Koordinator aksi massa pengepung Asrama Mahasiswa Papua pada Jumat (16/8) menjadi sorotan. Ia adalah Tri Susanti dari organisasi masyarakat Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI (FKPPI). Belakangan diketahui bahwa Susi, sapaan akrabnya, merupakan kader Partai Gerindra hingga pernah bersaksi di Mahkamah Konstitusi.
1. Fadli sebut tidak tahu
Namun ketika dikonfirmasi, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan masih belum mengetahui hal tersebut. Ia akan mengkonfirmasi kebenaran kader Partai Gerindra yang diduga menggerakkan massa penggeruduk asrama mahasiswa Papua tersebut.
"Saya gak tahu itu. Nanti akan kita investigasi kita," ujarnya di depan Asrama Mahasiswa Papua Jalan Kalasan, Rabu (21/8).
2. Ingin redakan suasana
Saat ini, lanjut Fadli, pihaknya tengah berusaha meredakan suasana yang menegang. Ia tidak ingin berkomentar lebih lanjut terkait aksi tersebut dan memilih untuk menunggu hasil pemeriksaan dari pihak kepolisian.
"Kita dengarkan hasil-hasil mungkin dari pihak yang mempunyai kewenangan untuk itu. Kita dari pengawasan ikut membantu mempercepat penyelesaian ini dengan cepat," tuturnya.
Baca Juga: Dikunjungi Fadli Zon, Tak Satupun Mahasiswa Papua Keluar
3. Korlap massa aksi hingga caleg Partai Gerindra
Susi merupakan Korlap massa yang menggelar aksi di depan Asrama Mahasiswa Papua pada Jumat (16/8). Ia juga yang mengaku memasang bendera merah putih di depan Asrama Mahasiswa Papua sebelum ditemukan tergeletak di selokan.
Namun nama Susi mencuat ketika diketahui sebagai kader Partai Gerindra. Ia juga pernah menjadi calon anggota DPRD Kota Surabaya Dapil 3 dari Partai Gerindra. Susi juga pernah bersaksi untuk Prabowo-Sandiaga saat sidang gugatan hasil Pemilu di Mahkamah Konstitusi.
Setelah namanya ramai dibicarakan, Susi pun memberi pernyataan. Ia mengatasnamakan massa aksi dari masyarakat Surabaya meminta maaf atas tindakannya yang diduga mengandung unsur rasisme.
Baca Juga: Caleg hingga Koordinator Aksi di Asrama Papua, Ini 5 Fakta Mak Susi